Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono (kiri)-Sylviana Murni (kanan) bersiap mengikuti Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1). Debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta kedua mengusung tema tentang reformasi birokrasi, pelayanan publik, serta strategi penataan kawasan perkotaan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./kye/17

Jakarta, Aktual.com – Calon gubernur DKI Jakarta nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan keunggulan dua pasangan calon gubernur – wakil gubernur lain yang menjadi lawan tandingnya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Keunggulan dua pesaingnya itu disampaikan dalam bahasa sindiran. Cagub nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) disebutnya tegas tapi beringas, sementara cagub nomor urut tiga Anies Baswedan disebut pintar tapi integritasnya dipertanyakan.

“Tentunya harus dibedakan antara tegas dan kasar. Inilah pembeda bagi saya. Tegas tak harus kasar, tegas tak harus beringas, tapi tegas harus tetap beretika,” ujar Agus dalam debat putaran terakhir di Jakarta, Jumat, (10/2).

Karenanya, kata dia, sisi positif itu andai dilakukan dengan baik pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik. Sementara untuk cagub nomor tiga Anies Rasyied Baswedan, dirinya masih bertanya-tanya mengenai integritasnya.

“Saya masih mempertanyakan integritas dan konsistensinya,” jelas Agus.

Dengan adanya penilaian tersebut, Agus mengklaim bahwa paslon nomor satu-lah alternatif pemimpin pilihan warga Jakarta. Bersama cawagub Sylviana Murni, Agus menyatakan akan saling melengkapi satu sama lain untuk membangun Jakarta menjadi lebih baik ke depan.

Agus lantas mencetuskan komitmennya, bila ia terpilih menjadi gubernur DKI maka kegagalan pemerintah sebelumnya akan diperbaiki. Termasuk, menjaga ucapan yang bisa memecah belah bangsa.

“Terlalu banyak data yang tunjukkan kegagalan pemerintah saat ini. Kegagalan bisa diperbaiki tapi karakter sangat sulit. Kekerasan demi kekerasan tak bisa diterima,” kata Agus.

“Ucapan demi ucapan yang mecah belah bangsa sangat berbahaya. Bagi kami konsisten dan kesetiaan itu penting. Kebahagiaan tak diukur dari dompet dan perut tapi dari hati,” pungkasnya.

(Nailin Insa)

Artikel ini ditulis oleh: