Jakarta, Aktual.com — Air sumur di wilayah Kota Palu tercemar bakteri dengan kadar NO2-N 2 mg/I. Sedangkan standar baku mutu air bersih 0,06 mg/I, dan Tembaga (Cu) adalah 0,73 mg/I atau Baku Mutu 0,02 mg/I.

Kepala Sub Bagian Program dan Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Kota Palu Munifa mengatakan, air yang tercemar telah melanda empat kelurahan di Kota Palu.

Keempatnya yakni, Tondo melebihi baku mutu atau tercemar bakteri dengan kadar NO2-N adalah 2 mg/ I. Sedangkan standar baku mutu air bersih 0,06 mg/I, dan Tembaga (Cu) adalah 0,73 mg/I atau Baku Mutu 0,02 mg/I.

Kelurahan Talise kadar air melampaui baku mutu, dengan kadar NO2 -N adalah 10 mg/ I. Sedangkan standar Baku Mutu air bersih 0,06 mg/I, dan Besi (Fe) adalah 3 mg/I atau Baku Mutu 0,03 mg/I, dan Seng (Zn) 1 mg/I Baku Mutu 0,05 mg/I.

Selain dua kelurahan itu, kualitas air sumur di Kelurahan Birobuli Utara juga melampaui baku mutu, dimana kadar Fosfat sebagai P adalah 0,04 mg/I, sedangkan Baku Mutu 0,2 mg/ I. Kadar tembaga (Cu) 0,3 mg/I dengan baku mutu 0,02 mg/I.

Sementara lima lokasi yang dijadikan titik sampling, dua di antaranya tidak melampaui baku mutu atau kualitas air sumur dalam SLHD masih membaik atau bisa dikonsumsi, dimanfaatkan untuk madi dan-lain-lain.

Terkait hal itu, Kepala BLH Kota Palu Ahdary Dj Supu mengatakan, kondisi atau status lingkungan hidup di Kota Palu hingga hari ini tampaknya mengalami kemerosotan. Karena itu perlu dilakukan penangan atau upaya untuk mempertahankan kualitas lingkungan hidup.

“Jika kita melihat materi, maka upaya untuk pelestarian lingkungan hidup membutuhkan anggaran yang banyak. Itu yang menjadi salah satu faktor penghambat program,” ujar dia, Minggu (1/11).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu