Yogyakarta, Aktual.com – Globalisasi perlu disikapi secara bijaksana dengan mengoptimalkan segala potensi negeri dan menguatkan proteksi secara proporsional dari berbagai pengaruh negatif yang dapat merusak kepribadian dan jati diri bangsa, kata seorang akademisi.
“Hal itu penting karena pengaruh globalisasi di Indonesia yang didominasi oleh gaya kapitalis dan pemikiran liberalis secara perlahan menggerogoti nilai-nilai ideologi Pancasila,” kata Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid di Yogyakarta, Senin (3/9).
Menurut dia, kondisi itu berdampak pada kemerosotan moral yang bertentangan dengan nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia serta menimbulkan berbagai persoalan, seperti korupsi, konflik horizontal, intoleransi, dan penegakan hukum yang belum sesuai harapan.
Selain itu, kesejahteraan masyarakat Indonesia juga masih menjadi persoalan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada Maret 2017 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 17,77 juta orang.
Data BPS juga menunjukkan 7,04 juta orang menganggur. Jumlah itu bertambah 10.000 orang dari tahun sebelumnya. “Persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia tersebut perlu diselesaikan untuk membawa bumi pertiwi menjadi sebuah negara yang bermartabat,” kata Fathul.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid