Purwokerto, aktual.com – Akademisi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto Muridan mengatakan ibu memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan karakter seorang anak.

“Tanpa peran serta ibu, maka pendidikan karakter anak bangsa, akan lebih sulit dilakukan,” kata Muridan di Purwokerto, Ahad.

Kepala Laboratorium Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto itu menambahkan ibu adalah madrasah pertama bagi anak dan menjadi teladan dalam pembentukan awal karakter anak.

“Ibu adalah sosok yang memperkenalkan nilai-nilai dan norma-norma pada anak sebagai modal awal sebelum dilanjutkan di lembaga pendidikan. Ibu memiliki peran penting untuk itu,” katanya.

Dia juga mengatakan, pendidikan karakter adalah upaya untuk mengajarkan anak mengenai budi pekerti, sopan santun, kejujuran, integritas dan lain sebagainya.

“Pendidikan karakter akan mendorong anak untuk memahami, peduli dan bertindak atas dasar inti nilai-nilai etis seperti kejujuran, kebenaran, integritas dan profesionalisme,” katanya.

Pendidikan karakter, kata dia, harus dimulai dari keluarga di mana ibu memiliki peran sentral.
“Begitu besarnya peran seorang ibu sehingga tidak berlebihan jika dikatakan peran ibu akan mempengaruhi kemajuan bangsa,” katanya.

Dia menambahkan melalui bimbingan ibu seorang anak akan memiliki kemampuan, keterampilan, dan akhlak yang mulia.

Peringatan Hari Ibu dapat menjadi momentum untuk terus meningkatkan peran ibu khususnya dalam mendukung pendidikan karakter anak.
“Ini momentum yang tepat untuk memperkuat peran ibu, serta memperkuat dukungan dari pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang pro-ibu,” katanya.

Sebelumnya, psikolog dari Biro Psikologi Metafora Purwokerto Ketty Murtini mengatakan peringatan Hari Ibu merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat pendidikan karakter pada anak melalui ajaran cinta kasih.

“Hari Ibu momentum yang tepat untuk mengajarkan anak pentingnya kasih sayang, cinta kasih kepada keluarga dan kepada sesama manusia,” katanya.

Peringatan Hari Ibu pada era sekarang ini masih tetap memiliki makna perjuangan.
“Namun pada era sekarang ini berjuang dengan senjata kasih sayang, kesabaran dan kerendahan hati agar keluarga bahagia,” katanya. (Eko Priyanto)

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin