“Ujung dari pemeriksaan ini, bukan saja terciptanya governansi dalam pemerintahan, tetapi sekaligus menunjukkan apakah anggaran negara bermanfaat bagi meningkatnya kesejahteraan rakyat,” kata Anggota VI Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ini.

Dalam orasinya, ia juga memaparkan beberapa data statistik ekonomi yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang salah satunya adalah data pengangguran.

Menurut dia meskipun angka pengangguran terus menurun dari tahun ke tahun namun jumlah pengangguran lulusan SMA dan diploma/sarjana masih cukup tinggi.

“Walau angka pengangguran menurun, jumlah penganggur terbanyak justru mereka yang berpendidikan SLTA yakni 1,6 juta orang sementara yang berpredikat diploma dan sarjana menganggur ada lebih dari satu juta orang,” katanya.

Ia menyatakan bahwa pendapat pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi akan membuka lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinan tidak sepenuhnya benar.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid