Jakarta, Aktual.com – Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna, meminta prose relokasi warga Kalijodo, Jakarta Barat, harus manusiawi, tidak seperti memindahkan sebuah barang.
“Ini juga soal kehidupan sosial. Ini bukan memindahkan barang, tapi memindakan kehidupan,” kata Yayat, ketika mengunjungi kawasan Kalijodo, Jakarta, Rabu (17/2).
Lanjut Yayat, persoalan Kalijodo bukan hanya persoalan prostitusi dan tempat hiburan malam saja, namun juga kehidupan di luar dua hal tersebut.
“Ada front stage dan back stagenya. Front stagenya adalah tempat hiburan, tapi back stagenya, banyak kegiatan lain yang harus dibicarakan,” jelas Yayat.
Oleh sebab itu, Yayat menekankan kepada pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta, untuk memikirkan penggusuran lebih matang. Sehingga tidak merugikan orang yang sama sekali tidak berkecimpung di dalam dunia malam Kalijodo.
“Ada 1.200 KK di sini, apakah mereka PSK semua? Kan tidak. Apakah yang 1.200 KK harus menjadi korban gara-gara yang di depan?” tanya Yayat tegas.
Oleh sebab itu, rencana penggusuran tersebut jangan sampai mengintimidasi 1.200 KK tersebut.
“Yang mereka takutkan bukan penggusurannya, tapi kehilangan pekerjaannya,” pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh: