Jakarta, Aktual.com – Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman, Indra Permanajati mengatakan upaya pengurangan risiko bencana atau mitigasi bencana tanah longsor memerlukan peran semua pihak mulai dari pemerintah hingga masyarakat.
“Langkah-langkah dan upaya mitigasi menjadi tugas bersama antara pemerintah dan masyarakat di lokasi rawan tanah longsor,” kata Indra Permanajati yang merupakan Dosen Mitigasi Bencana Geologi, Jurusan Teknik Geologi Unsoed, di Purwokerto, Jumat (15/4).
Dia menjelaskan, mitigasi adalah usaha untuk meminimalkan dampak resiko terjadinya bencana dengan cara mitigasi struktural dan nonstruktural.
“Mitigasi struktural adalah mitigasi dengan menggunakan bahan bangunan dan tanaman seperti dinding penahan longsor, membuat talud, bronjong, dan saluran-saluran air,” katanya.
Mitigasi struktural, tambah dia, juga dapat dilakukan dengan menggunakan sistem tanaman seperti menanam tanaman penahan longsor seperti rumput vetiver, pohon bambu untuk daerah bawah bukit, dan tanaman konservasi yang mempunyai perakaran kuat dan batang pohon yang tidak terlalu besar.
“Kemudian mitigasi nonstruktural dilakukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menghadapi longsor, baik itu memahami longsor hingga melakukan langkah aktif untuk mencegah longsor,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: