Kupang, aktual.com – Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, MSi mengatakan, wacana merekrut rektor asing bukan jawaban terhadap upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di negeri ini.

“Wacana yang dilontarkan oleh pemerintah merekrut rektor asing untuk memimpin perguruan tinggi di Indonesia, menurut saya bukan jawaban terhadap upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia ke depan,” katanya di Kupang, Sabtu (10/8), berkaitan dengan adanya wacana pemerintah merekrut rektor asing untuk memimpin perguruan tinggi di tanah air.
Menurut dia, rektor bukan penentu kualitas pendidikan, namun banyak instrumen yang terlibat seperti dosen, mahasiswa, sarana dan prasarana penunjang serta budaya akademik.
Dia mengatakan, sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi, kewenangan rektor dibatasi oleh periodesasi sesuai statuta perguruan tinggi.
“Maka kehadiran rektor asing yang dibatasi oleh periodesasi tidak akan mampu mengubah wajah ‘out put’ menjadi lebih baik,” kata mantan Pembantu Rektor I UMK itu.
Ahmad Atang menambahkan, Indonesia harus belajar dari sepak bola di mana PSSI yang mendatangkan pelatih asing untuk mendongkrak prestasi sepak bola nasional di kegiatan dunia, namun apa yang terjadi, justru prestasi Indonesia semakin terpuruk.
“Dalam dunia perguruan tinggi, rektor bukan tugas pokok akan tetapi tugas tambahan, tugas pokok justru adalah dosen,” katanya.

Karena itu, jika ingin meningkatkan kualitas akademik bukan transfer rektor, namun tranfer dosen asing yang lebih penting, karena dosen akan beraudiens dengan mahasiswa dalam proses membagi ilmu.

“Jadi ada interaksi keilmuan antara mahasiswa dan dosen, sementara antara rektor dengan mahasiwa hanya terjadi relasi administratif bukan keilmuan,” katanya.
Karena itu, kata Ahmad Atang, gagasan pemerintah untuk merekrut rektor asing perlu dipikir ulang, karena Indonesia tidak butuh managemen tapi butuh ilmuwan.
Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin