Seorang pegawai Komisi Pemilihan Umun (KPU) menunjukkan contoh surat suara pemilihan DPR RI pada uji publik desain surat suara Pemilu di gedung KPU, Jakarta, Jumat (14/9). KPU melakukan uji publik desain surat suara yang nantinya akan digunakan pada Pileg dan Pilpres 2019. AKTUAL/Tino Oktaviano

Semarang, Aktual.com – Dosen Komunikasi Politik pada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang Suryanto menyatakan masyarakat sudah saatnya memegang kontrol kekuasaan (power control) dalam kontestasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI 2019.

“Sudah seharusnya para pemilih wajib bersikap profesional. Kita sudah geram dengan berbagai kasus penyelewengan kekuasaan oleh oknum-oknum elite politik di negeri ini,” katanya di Semarang, Senin (11/3).

Menurut dia, momen pilpres dapat dijadikan pintu awal untuk mentransformasikan kualitas kesejahteraan rakyat, baik dalam bentuk perekonomian, pendidikan, politik, kesehatan, maupun keagamaan.

“Ada pepatah lama ‘5 menit salah dalam menentukan pilihan maka 5 tahun akan menanggung akibatnya’. Begitu pula sebaliknya,” kata Suryanto.

Bagi pemilih yang merasa pesimistis dalam menghadapi kontestasi politik, lanjut dia, menganggap bahwa sikap dalam menentukan hak pilih tidaklah berdampak luas. Dengan alasan bahwa yang merasa senang dan bahagia dari hasil pilpres hanya milik sebagian kelompok.

“Kerangka berpikir demikian, harus dihilangkan dalam ruang publik,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh: