Terorisme. (ilustrasi/aktual.com)
Terorisme. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Lemahnya literasi tentang toleransi dan kemanusiaan menjadi aksi brutal yang dilakukan oleh pelaku penembakan umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah shalat Jumat di Selandia Baru.

Dosen pengajar ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh, Aceh, Kamaruddin Hasan menyebutkan bahwa aksi teror yang dipraktekkan oleh Brenton Tarrant terhadap umat Islam di Selandia Baru tersebut, mengambarkan bahwa dirinya tidak mampu memahami makna toleransi dalam dimensi yang lebih lebih luas (global).

“Semua yang ada di bumi ini memiliki nilai-nilai toleransi yang universal. Sikap dan sifat kemanusiaan dan kehidupan yang harmonis juga menjadi salah satu dasar bagi setiap penganutnya,” katanya, Minggu (17/3).

“Oleh karena itu, apa yang dipraktekkan oleh pelaku penembakan di masjid New Zealand adalah sebuah ketidakmampuan pelaku dalam memahami makna toleransi,” tambahnya.

Sebagaimana diketahui, bahwa pelaku penembakan yang bernama Brenton Tarrant yang berasal dari Australia dan menyita perhatian internasional atas aksi brutalnya, menjadi persoalan sensitif yang harus dilihat secara menyeluruh dan lengkap serta dsatu perspektif dalam mencari solusinya.

Lanjut Kamaruddin, dalam konteks komunikasi internasional, perlu penyebaran ide yang menggunakan suatu proses komunikasi menuju kehidupan sosial yang harmonis serta toleransi terhadap individu ataupun masyarakat diberbagai negara. Diantaranya adalah menanamkan gagasan kepada individu dan masyarakat negara lain agar membenci aksi terorisme.

Artikel ini ditulis oleh: