Purwokerto, aktual.com – Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Indra Permanajati
mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi longsor pada geometri lereng
yang curam terutama pada puncak musim hujan.

“Kondisi tanah yang berlokasi di lereng curam biasanya memiliki tingkat ketebalan yang tinggi sehingga sangat berpotensi longsor,” katanya di Purwokerto, Kamis.

Koordinator Bidang Bencana Geologi Pusat Mitigasi Unsoed itu menjelaskan, hujan lebat dengan durasi yang lama dapat mengakibatkan tanah di wilayah lereng curam menjadi sangat lembek dan lunak sehingga sangat mudah
untuk bergerak atau longsor.

“Sifat plastisitas tanah di lokasi yang tinggi memungkinkan tanah untuk bergerak karena pengaruh air hujan. Air akan masuk ke dalam tanah dan mengubah karakter tanah yang padat menjadi cair sehingga memungkinkan tanah untuk bergerak dan menjadi aliran tanah,” katanya.

Dia mencontohkan kejadian longsoran yang terjadi di Desa Prigi, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara yang terjadi beberapa hari yang lalu.

“Longsor tersebut merupakan longsoran dengan jenis earth slide atau longsoran tanah,” katanya.

Kondisi sumber longsor bagian atas, kata dia, pada saat ini diperkirakan aman.

“Namun kondisi yang berpotensi longsor justru dari material yang sudah longsor. Material ini bisa bergerak jika ada penambahan air karena itu diimbau kepada semua warga yang melewati daerah ini untuk berhati-hati, karena kemungkinan longsor susulan bisa terjadi,” katanya.

Sementara itu, kejadian tanah longsor di Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (17/12) terjadi akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah itu.

Kejadian tersebut sempat mengakibatkan kemacetan arus kendaraan dari arah
Banjarnegara maupun Wonosobo karena jalur utama yang menghubungkan
Banjarnegara dengan Wonosobo dilaporkan tertimbun tanah longsor. (Eko Priyanto)

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin