Jakarta, Aktual.com — Pernyataan Menko Kemaritiman Rizal Ramli yang mengkritik beberapa kebijakan pemerintah, mendapat respon dari Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
JK menyebut sikap Rizal tak etis karena menantang dirinya untuk berdebat terkait proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (Baca: Lontarkan Pernyataan Tak Sesuai, JK Merasa Pantas Tegur Menteri).
“Tinggal kita panggil saja menkonya, jelasin. Nantilah,” ujar JK.
Menanggapi hal itu, Rizal tak banyak komentar. Dirinya hanya meminta publik membaca tulisan dari mantan jubir Gus Dur, Adhie Massardi, yang melukiskan kekecewaannya terhadap JK yang dinilai tak memiliki sifat negarawan.
“Baca saja tulisannya Mas Adhie,” kata Rizal Ramli, di Jakarta, Rabu (19/8).
Ini isi tulisan dari Adhie Massardi:
KALAU SAJA PAK JK NEGARAWAN
Kalau saja Pak JK (Jusuf Kalla) hadir sebagai negarawan, yang tindak-tanduknya hanya demi kemaslahatan rakyat, negara, dan bangsa serta tidak memiliki konflik kepentingan, tak akan muncul kegaduhan politik di level kabinet seperti sekarang.
Pak JK itu kan wapres dan pejabat negara paling senior (sepuh) di republik ini. Sesuai dengan usianya, seharusnya dia lebih bijak dalam menyikapi saran dan gagasan perbaikan pemerintahan, dari mana pun datangnya, sehingga jadi teladan bagi anggota kabinet lain, tidak malah menanggapinya secara emosional.
Pak JK seharusnya memelopori perubahan mental masyarakat yang apabila mendengar “gagasan yang benar” bukannya segera dilaksanakan, tapi mempersoalkan “siapa dan bagaimana cara menyampaikannya”. Padahal gagasan kebenaran tetaplah gagasan kebenaran, meskipun disampaikan Menko Kemaritiman dengan cara yang dianggap tidak lazim.
Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt tidak akan bisa mengakhiri Perang Dunia II kalau tidak merespons gagasan Albert Einstein, ilmuwan urakan berambut awut-awutan, yang disampaikan hanya lewat surat. Namun, sejarah mencatat, surat itu gagasan bikin bom atom yang kemudian dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, sebagai penutup Perang Dunia II.
Artikel ini ditulis oleh: