Jakarta, Aktual.com – Maraknya gerakan deklarasi ganti presiden yang melibatkan tokoh dan ulama di dalamnya sontak membuat rakyat bereaksi. Alhasil ratusan massa yang tergabung dalam AKAR (Aliansi Rakyat Anti Makar) melakukan aksi penolakan terhadap deklarasi 2019 ganti presiden di depan Istana Negara.

Jubir AKAR, Helmi Syaputra mengatakan bahwa aksi kami adalah respon dari gerakan tagar deklarasi 2019 ganti presiden. “Bagaimana tidak gerakan ini dominan dengan unsur provokasi, dan mengarah kepada aksi yang Inkonstitusional di banding dengan kegiatan yang menjunjung tinggi demokrasi,” katanya kepada wartawan, Rabu (8/8).

“Gerakan ini pula cenderung dengan ujaran kebencian serta dapat dinilai melanggar hak konstitusional presiden yang saat ini masih memiliki hak untuk dipilih kembali. Sehingga ini dapat dikatakan sebagai tindakan makar untuk menjatuhkan pemerintahan,” tambahnya.

Dikatakan Helmi bahwa seharusnya dalam menyambut pesta demokrasi, gerakan yang dilakukan adalah ajakan untuk berkompetisi secara sehat siapa pun calonnya bukan malah dominan ke kriteria orang tertentu.

Untuk itu AKAR sambung Helmi, meminta kepada pihak kepolisian untuk segera melarang gerakan 2019 ganti presiden dikarenakan lebih cenderung dengan unsur provokatif.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid