Jakarta, Aktual.co — Usai ditutup menguat 0,4% ke level Rp12.905 per dolar AS pada perdagangan Kamis (9/4/), laju Rupiah pada perdagangan akhir pekan hari ini dibuka melemah tipis. Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, laju mata uang Garuda kembali melemah tipis 0,09% ke Rp12.916 per dolar AS pada awal perdagangan.
Samuel Sekuritas dalam risetnya memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (10/4/) tertekan hingga akhir perdagangan. “Rupiah berpeluang tertekan hari ini dengan dolar semakin kuat di pasar global,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (10/4).
Dikemukakan walaupun Yunani berhasil bayar utang IMF dan initial jobless claims AS naik tajam, indeks dolar berhasil menguat lebih dari 1% hingga dini hari tadi. Penguatan tersebut dipicu komentar dua pejabat bank sentral AS the Fed yang menginginkan suku bunga acuan untuk naik pada Juni. Sementara itu, ujarnya, yield US Treasury 10 tahun juga ikut naik 5 bps.
“Angka inflasi China ditunggu pagi ini diperkirakan melambat ke 1,2% YoY. Data inflasi China yang rendah dapat memberikan dampak negatif di perdagangan pasar Asia hari ini,” kata Rangga.
Rangga mengatakan rupiah menguat tajam hingga kemarin sore, walapun mayoritas mata uang di Asia bergerak datar dengan kecenderungan melemah akibat kembalinya dolar yang kuat. “Diperkirakan BI masih memasok dollar untuk membantu penguatan rupiah dalam beberapa (waktu) terakhir,” kata Rangga.
Walaupun rupiah melemah, kata dia, SUN masih menguat walaupun hanya pada beberapa tenor.
Artikel ini ditulis oleh:
















