Nilai tukar rupiah menguat. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AD (USD) pada perdagangan hari masih melanjutkan pelemahannya. Bahkan di akhir pekan ini, rupiah terdepresiasi cukup dalam.

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka di posisi Rp13.388. Angka tersebut berarti telah mengalami perlemahan sebanyak 23 poin dari posisi penutupan kemarin di level Rp13.365.

Menurut analis pasar uang Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, pada perdagangan hari ini rupiah diprediksi masih dalam tren pelemahannya, meski nilai USD sendiri kembali melemah.

“Pelaku pasar melihat ada ekspektasi melemah pada data ketenagakerjaan AS. Ini tentu bisa berimbas pada penilaian The Fed untuk menentukan kenaikan suku bunganya. Sehingga, laju rupiah pun kembali melemah. Apalagi masih minimnya sentimen positif,” kata dia, di Jakarta, Jumat (7/7).

Sentimen positif yang memengaruhi laju rupiah itu, nyaris tak tersapat, baik dari pasar global maupun domestik. Dari dalam negeri, kata Reza, adanya penyusunan APBN dimana target defisit sebesar 2,92 persen dan adanya kenaikan pembiayaan utang sebesar Rp461,3 triliun telah membuat rupiah kian terpuruk.

“Pergerakan rupiah yang gagal bertahan menuju area resistennya telah membuat rupiah kembali melemah,” ucap Reza.

Reza pun meminta para pelaku pasar untuk tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuka peluang pelemahan lebih dalam lagi dari rupiah.

Untuk itu, kata dia, pihaknya memperkirakan laju support rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.425. Namun sayangnya, prediksi tingkat resisten rupiah terlewati. Reza sendiri memperkirakan ada di level Rp13.380, tapi baru dibuka saja sudah di posisi 13.388.

Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid