Berdasarkan data yang diterbitkan BI pagi ini, kurs rupiah berada di angka Rp13.329 per dolar AS, terdepresiasi tipis 0,2% atau 3 poin dari posisi 13.326 kemarin. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,03% atau 4 poin ke Rp13.327 per dolar AS di pasar spot, setelah dibuka dengan penguatan hanya 0,01% atau 1 poin di Rp13.330.‎ AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada perdagangan akhir pekan ini mengalami anjlok pelemahan yang cukup dalam. Depresiasi rupiah ini terlihat masih melanjutkan dari hari-hari sebelumnya.

Mengutip dari Bloomberg, rupiah dibuka di posisi Rp13.403. Atau melemah 79 poin dari penutupan kemarin di posisi Rp13.324.

Menurut Reza Priyambada, analis pasar uang PT Binaartha Sekuritas, pelemahan kali ini tak jauh berbeda dengan sebelumnya, dimana masih terimbas naiknya minat pasar pada mata uang safe heaven. Ini membuat sejumlah mata uang Asia non safe heaven alami pelemahan.

“Bahkan Rupiah pun kembali (dibuka) melanjutkan pelemahan hingga cukup dalam,” papar Reza di Jakarta, Jumat (19/5).

Padahal, kata dia, pergerakan USD sendiri pada dasarnya kembali mengalami pelemahan dengan masih adanya kekhawatiran konflik internal pemerintahan Trump dengan kelangsungan program-program pembangunan ambisiusnya itu.

“Akan tetapi, karena minat pelaku pasar lebih tinggi pada mata uang safe heaven itu, seperti JPY dan CHF, maka laju rupiah dan sejumlah mata uang lainnya cenderung melemah dalam,” tegas dia.

Pelemahan yang cukup signifikan pada laju rupiah ini, lanjutnya, telah mendapat perhatian serius, sehingga ditambah lagi dengan dengan aksi jual masif dari pelaku pasar.

“Oleh karena itu, pelaku pasar pun disarankan untuk berhati-hati terhadap potensi pelemahan lanjutan yang cukup dalam ini,” jelas dia.

Reza memperkirakan, laju rupiah akan bergerak di level support dengan kisaran Rp13.455. “Sedang untuk tingkat resisten rupiah akan berada di rentang Rp13.410,” pungkas dia.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid