Palembang, Aktual.com – Kualitas udara di Kota Palembang, Sumatera Selatan sudah mencapai 894 mikrogram/m3 atau masuk level berbahaya bagi kesehatan manusia.

Buruknya kualitas udara di Palembang tak lain disebabkan asap dari kebakaran hutan dan lahan dari sejumlah kabupaten di Sumsel.

Akibat kabut asap yang pekat mengakibatkan kualitas udara beberapa hari terakhir berada di atas ambang baku mutu atau di atas ambang normal.

“Dan kini mencapai level berbahaya,” ujar Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten, Indra Purnama, di Palembang, Selasa (6/10).

Rekaman alat pemantau partikular meter Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Stasiun Klimatologi Kenten, Sumsel, Selasa (6/10), menunjukan kualitas udara di Palembang sudah berada di atas ambang berbahaya 350 mikrogram/m3.

Ia menjelaskan kategori kualitas udara 0–50 mikrogram/m3 baik, kemudian pada level 50–150 mikrogram/m3 sedang, 150–250 mikrogram/m3 tidak sehat, 250–350 mikrogram/m3 sangat tidak sehat, dan pada level lebih dari 350 mikrogram/m3 berbahaya.

Melihat berbahayanya kualitas udara di Palembang, Indra mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah/ruangan. Dan menggunakan masker agar mencegah terhirup udara kotor yang berasap dan terdapat abu sisa kebakaran hutan dan lahan secara langsung.

Dengan melakukan berbagai tindakan antisipasi itu, dia berharap masyarakat dapat terhindar dari penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan penyakit lainnya akibat kualitas udara yang buruk sekarang ini.

Sebelumnya, Kepala Puskesmas Merdeka Palembang dr. Desty Alsen mengatakan bahwa hingga Oktober ini terdapat ribuan warga kota ini terserang penyakit ISPA karena tidak kuat menghirup udara yang tercemar polusi asap dari kebakaran hutan dan lahan.

Dalam dua bulan terakhir, pihaknya telah melayani ribuan warga yang mengeluhkan mengalami gangguan penyakit ISPA dan batuk akibat alergi asap.

“Dalam dua bulan terakhir, setiap hari lebih dari 20 orang yang berobat di puskesmas ini mengeluhkan gangguan pada saluran pernapasannya dan batuk-batuk. Oleh karena itu, diimbau kepada masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan,” kata dr. Desty.

Artikel ini ditulis oleh: