Sabang, Aktual.com – Harga ikan segar di tingkat pedagang di Kota Sabang mengalami kenaikan 100 persen, karena hasil tangkapan nelayan berkurang akibat cuaca buruk yang melanda perairan di wilayah ujung barat Indonesia itu.
Pantauan di pasar dan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Pasiran Kuta Bawah Timu, Sabang, Sabtu, harga ikan cakalang (tongkol) dari Rp20.000 naik menjadi Rp40.000/Kg, begitu juga dengan ikan pisang, dari Rp25.000 menjadi RpRp50.000/Kg.
Sementara, harga ikan layang sebelumnya Rp20.000 meningkat menjadi Rp45.000/Kg, ikan gembung dari Rp15.000 naik menjadi Rp30.000/Kg.
Salah seorang agen ikan, Burhan di TPI Pasiran Kuta Bawah Timu mengakui, harga ikan meningkat sudah sebulan terakhir dan ikan yang dijual di sejumlah pasar dipasok langsung dari daratan Banda Aceh.
“Saat cuaca buruk nelayan setempat banyak tidak melaut dan ketika cuaca seperti ini harga ikan memang sering meningkat di Sabang, untuk memenuhi permintaan pasar banyak ikan yang dijual di pasar didatangkan dari Banda Aceh,” katanya.
Ia menyebutkan, untuk memenuhi permintaan pasar 70 persen ikan yang dijual di sejumlah pasar di pasok langsung dari Banda Aceh dan sekitarnya melalui kapal penumpang penyebaran Ulee Lheue, Banda Aceh-Pelabuhan Balohan, Sabang.
Panglima Laut Kota Sabang, Ali Rani mengakui, pihaknya sudah mengimbau kepada nelayan tradisional untuk tidak melaut saat cuaca tidak bersahabat, hal ini dilakukan untuk keselamatan nelayan itu sendiri.
“Syukur nelayan wilayah Sabang kesadarannya sudah tinggi dan saat cuaca buruk nelayan lebih memilih tidak melaut, kalaupun mereka melaut hanya di area teluk saja,” katanya.
Kemudian ia menambahkan, sekarang angin barat bertiup kencang dari arah barat daya Samudera Hindia menyebabkan gelombang laut tinggi dan dominan masyarakat nelayan tradisional wilayah Sabang tidak melaut.
“Sekarang sudah dipenghujung angin baratnya atau istilahnya kalau kita sebut angin barat sudah masa tua dan beberapa hari kedepan masuk angin timur lagi,” tuturnya.
Pulau paling ujung barat Indonesia yang diapit Selat Malaka dan Samudera Hindia hanya ada dua musik yakni, musim timur dan barat.
“Saat musim barat harga ikat sering tinggi dan kalau musim timur biasanya harga ikan tergolong stabil,” kata Panglima Laut Kota Sabang itu.
(ANT)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan