Pergerakan bursa saham Asia sendiri sebelumnya cenderung variatif setelah pelaku pasar merespon rencana pengenaan tarif impor baja dan logam oleh Presiden Trump terhadap Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko.
Sementara itu, bursa saham AS pada pekan lalu cenderung melemah setelah ikut merespon rencana pengenaan tarif impor Presiden Trump tersebut.
Pelaku pasar sempat khawatir akan terjadinya perang dagang tidak hanya kepada Tiongkok namun, juga terhadap negara-negara tersebut.
Namun, pergerakan bursa saham AS kembali positif pada perdagangan akhir pekan lalu seiring sentimen positif dari kenaikan data ketenagakerjaan.
Pelaku pasar memanfaatkan rilis positif tersebut untuk kembali masuk sehingga mampu mengangkat sejumlah indeks saham AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid