New York, Aktual.com – Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengungkapkan, akibat operasi di Mosul menyebakan 15.800 jiwa mengungsi dari Irak sejak 17 Oktober.
“Jumlah orang yang kehilangan tempat tinggal diperkirakan terus turun-naik sementara garis pertempuran bergerak,” kata dia dalam taklimat harian di Markas Besar PBB, New York seperti dikutip Xinhua, Jumat (28/10).
Meski demikian, ujar dia, sebagian keluarga yang kehilangan tempat tinggal memilih kembali ke rumah mereka, setelah keadaan di desa cukup aman. “Mitra kemanusiaan terus menyediakan bantuan buat keluarga di daerah tempat mereka mengungsi, serta di kota kecil dan desa di sekitar Mosul, tempat akses memungkinkan.”
Pasukan keamanan Irak merebut kembali pada Selasa (18/10) pekan lalu dari tangan IS, sebagai bagian dari serangan besar yang ditujukan untuk membebaskan Kota Mosul, kubu utama terakhir IS di Irak.
Mosul, sekitar 400 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, telah berada dalam kekuasaan IS sejak Juni 2014, ketika pasukan keamanan Irak meninggalkan senjata mereka dan menyelamatkan diri. Tindakan pasukan keamanan Irak itu memungkinkan anggota IS menguasai beberapa wilayah Irak Utara dan Barat.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan agar segera melakukan penyelidikan mengenai serangan yang menewaskan 36 pelajar dan guru di satu kompleks sekolah di Desa Haas, Gubernuran Idlib di Suriah, Rabu (26/10).
Ban Ki-moon, kata dia terkejut dengan laporan mengenai peristiwa itu. “Jika disengaja, serangan ini merupakan kejahatan perang.”
“Jika tindakan mengerikan semacam itu terus berlangsung, kendati masyaraka global sangat marah, itu diduga karena pelakunya, baik di dalam koridor kekuasaan atau di kubu perlawanan, tidak takut pada keadilan,” kata Dujarric.
“Harus dibuktikan bahwa salah.”
Serangan udara dilancarkan terhadap satu sekolah di Gubernuran Idlib, yang dikuasai gerilyawan di Suriah, sehingga menewaskan 36 orang, termasuk 22 anak-anak, kata beberapa laporan.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu

















