Untuk diketahui realisasi pendapatan daerah Kabupaten Kutai Kartanegara pada 2014 mencapai lebih dari Rp6 triliun, kemudian angka itu terus menurun hingga Rp3 triliun pada tahun 2016.
Persoalan ini sinkron dengan data yang dirilis Indonesia Petroleum Association (IPA) bahwasannya imbas penurunan investasi sektor migas berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini bisa dibuktikan pada Kabupaten Rokan Hilir dari tahum 2014 tingkat pertumbuhan ekonomi 4,1 persen, pada 2015 hanya 1,0 persen.
Begitupun Kabupaten Siak, dari 1,0 persen menjadi 0,2 persen dan Kabupaten Natuna pun mengalami hal yang sama, dari 3,5 persen menjadi 3,3 persen. Selain itu meninpa juga pada kabupaten Bengkalis dan Kampar.
Kemudian pada Provisnsi Jambi kabupaten Tanjung Jabung Timur, pertumbuhan ekonomi pada 2014 sebesar 5,8 persen lalu menurun ke angka 1,9 persen. Musi Banyu Asin Provinsi sumsel juga begitu, dari 4,7 persen merosot ke angka 2,3 persen.
Demikian juga daerah penghasil migas pulau Kalimantan yakni Penajam Paser Utara. Pada 2014 pertumbuhan ekonomi 4,4 persen pada 2015 tinggal 0,2 persen. Lalu Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat juga mengalami penurunan pertumbuhan. Pada 2014 sebesar 3,1 persen, namun 2015 tinggal 2,3 persen.
Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan