Yogyakarta, Aktual.com – Akademi Militer (Akmil) TNI Angkatan Darat di Magelang, Jawa Tengah, telah membuat kurikulum ilmu siber dan proksi untuk mengantisipasi ancaman perang siber dan perang proksi (proxy war).

Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Akmil Majyen TNI Dudung Abdurachman saat menerima Press Tour dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) di Auditorium Akmil, Magelang, Kamis (22/11).

“Kita sudah bentuk kurikulum tersebut mengingat ancaman ke depan bukan lagi ancaman perang nyata, tetapi sudah mengarah ke ancaman perang siber,” kata Dudung.

Menurutnya, kurikulum siber sudah ada dalam kurikulum 2017, namun pada tahun ini Akmil menambah kurikulum radikalisme dan deradikalisasi.

“Program itu berupa satu mata kuliah khusus yang diberikan kepada Taruna dan Taruni,” katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, masih ada kekurangan dalam menjalankan program siber mengingat sejumlah struktur belum tersedia dengan baik, seperti sistem informasi yang belum di update dengan kondisi kekinian serta kecanggihan infrastruktur teknologi dan jaringan.

Sementara program radikalisme dan deradikalisme, masih mengandalkan penanaman nilai-nilai kebangsaan, ilmu bela negara, Sapta Marga dan pemahaman akan pilar-pilar bangsa.

“Kami masih butuh banyak infrastruktur yang harus dibangun. Teman-teman bisa colek pak menteri (Menteri Pertahanan),” kata Dudung.

Dalam sambutannya, Gubernur Akmil dalam sambutan mengatakan kunjungan ini merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi seluruh Civitas Akademika Akademi Militer, karena kegiatan seperti ini sangat besar manfaatnya bagi Akademi Militer sebagai lembaga pendidikan perwira dan disisi lain, juga akan dapat menambah wawasan rombongan Press Tour Wartawan Kemhan tentang Akademi Militer.

Ia menambahkan, Akmil merupakan Badan Pelaksana Pusat di tingkat Angkatan Darat, dengan tugas pokoknya, yaitu menyelenggarakan pendidikan Taruna/Taruni Akademi Militer menjadi Perwira TNI AD berkualifikasi Akademis Diploma IV Pertahanan.

Saat ini Akademi Militer melatih dan mendidik 747 orang Taruna dan 53 orang Taruni, yang terdiri dari Taruna tingkat II (Sertar) sebanyak 215 orang dan 18 orang Taruni, Taruna tingkat III (Sermadatar) sebanyak 231 dan 20 orang Taruni serta Taruna tingkat IV (Sermatutar) sebanyak 248 orang dan 15 Taruni.

Setelah selesai pendidikan di Akademi Militer, para Taruna/Taruni berhak menyandang dua gelar, yaitu pangkat Letnan Dua di Angkatan Darat dan Sarjana Terapan Pertahanan (S.T. Han), mulai dari lulusan tahun 2011 sampai sekarang.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan