Jakarta, Aktual.com – Pengamat politik dari Kelompok Kajian dan Analisa Kebijakan Politik Indonesia (Kedai KOPI), Hendri Satrio, menilai bakal calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak akan menanggapi penolakan demi penolakan yang disuarakan warga Jakarta.
“Style atau gaya Ahok seperti biasanya akan menyatakan, jika tidak suka atau menolak, ya jangan pilih,” kata Hendri saat dihubungi Aktual.com, Kamis (22/9).
Salah satu aksi penolakan terhadap Ahok hari ini misalnya, merupakan bentuk perlawanan terhadap kebijakan demi kebijakan Pemda DKI yang dianggap tidak pro terhadap wong kecil. Berikut perlawanan terhadap Ketum DPP PDI Perjuangan membela kepentingan pemodal.
Penolakan dan perlawanan itu seharusnya menjadi bahan pertimbangan, baik bagi Ahok dan Megawati. Akan tetapi sejak awal Ahok sudah mengkalkulasikan penolakan tersebut, sehingga sebagaimana gayanya akan membiarkan penolakan tersebut terus disuarakan publik.
“Kalau penolakan dari 44 kecamatan, Ahok sebagaimana sebelumnya akan bilang silahkan saja menolak, tidak perlu memilih,” jelas Hendri.
Siang tadi, penolakan terhadap Ahok dilakukan puluhan massa dari Indonesia Bergerak di Bundaran Patung Kuda, Kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Kamis (22/9). Massa yang terdiri dari 44 orang sebagai simbol jumlah kecamatan di Ibukota Jakarta itu melakukan aksi cap jempol darah.
Tino Rahardian selaku Koordinator Aksi Indonesia Bergerak menyatakan, aksi yang digelar merupakan bentuk penolakan penolakan pencalonan Ahok karena beberapa alasan. Yakni karena Ahok tidak mempunyai etika yang baik dan kerap melakukan tindak sewenang-wenang dan anarkis terhadap rakyat kecil.
Ahok juga disebutnya sebagai biang konflik, munafik dan tidak mempunyai prestasi. Selain itu Ahok dianggap tidak mampu membenahi Jakarta dari kemacetan dan banjir di Ibu Kota. Tino juga menyinggung rendahnya penyerapan anggaran Pemda DKI Jakarta.
Laporan: M Zhacky Kusumo
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby

















