Pelaku yang bernama Mohamed Sabry Soliman, 45, sesaat setelah melemparkan bom molotov dan menyemburkan api ke sekelompok orang, lalu membuka bajunya, sambil menenteng botol molotov lain - foto X

Colorado, Aktual.com – Seorang pria yang diketahui bernama Mohamed Sabry Soliman, berusia 45 tahun, secara brutal menyerang sekelompok orang yang sedang menggelar aksi unjuk rasa di Kota Boulder, Negara Bagian Colorado Amerika Serikat. Akibat serangan pelaku yang menggunakan penyembur api dan bom molotov, setidaknya delapan orang mengalami luka bakar berat.

Dilansir dari Sky News, serangan brutal itu terjadi pada Minggu siang (1/6) sekitar pukul 13.26 waktu setempat. Pelaku yang berhasil diamankan polisi bernama Mohamed Sabry Soliman yang berasal dari El Paso County, Colorado, AS.

Kepala Departemen Kepolisian Boulder, Steve Redfearn, mengatakan kepada wartawan jika pihak berwenang menerima panggilan pada pukul 13:26 siang yang mengindikasikan seorang pria bersenjata membakar orang-orang. Saat polisi tiba di lokasi kejadian, didapati delapan orang terluka akibat serangan bom bensin dan penyembur api dalam aksi unjuk rasa untuk para sandera Hamas di Colorado

Seluruh korban langsung dievakuasi ke rumah sakit. Polisi menyebutkan, para korban terdiri dari empat wanita dan empat pria berusia antara 52 dan 88 tahun. Salah seorang diantaranya masih dalam kondisi kritis.

Para saksi mata menyebutkan, sebelum beraksi, pelaku meneriakkan kata-kata ”Bebaskan Palestina !” Saat itu, sekelompok orang tengah menggelar aksi unjuk rasa rutin untuk meningkatkan kesadaran tentang para sandera Israel yang masih ditawan kelompok Hamas di Gaza.

Saksi mata juga mengatakan pelaku melemparkan bom molotov ke orang-orang yang menghadiri demonstrasi. Menurut Mark Michalek, agen khusus yang bertanggung jawab atas kantor lapangan FBI di Denver mengatakan pelaku juga menggunakan ”penyembur api darurat” selama serangan itu

Dua pejabat senior penegak hukum mengatakan kepada jaringan mitra Sky News di AS bahwa Soliman adalah warga negara Mesir yang tampaknya bertindak sendirian. Mereka mengatakan bahwa ia tidak memiliki kontak signifikan sebelumnya dengan penegak hukum.

Sesaat setelah serangan itu, sebagian besar pusat kota Boulder ditutup, sementara anjing pelacak dan regu penjinak bom mencari alat potensial. Kepala polisi Steve Redfearn mengatakan orang-orang ”dibakar.” ”Saat kami tiba, kami mendapati sejumlah korban terluka, dengan luka yang diduga akibat luka bakar,” kata Redfearn kepada media.

Kepala polisi Boulder juga mengatakan serangan itu terjadi ketika ”sekelompok orang pro -Israel” sedang berdemonstrasi secara damai, yang diadakan secara rutin oleh kelompok relawan bernama Run For Their Lives, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap para sandera yang masih berada di Gaza.

Seorang saksi mata bernama Brooke Coffman, seorang mahasiswa berusia 19 tahun, menggambarkan melihat empat wanita tergeletak di tanah dengan luka bakar di kaki mereka. Ia mengatakan salah satu dari mereka tampak terbakar parah di sebagian besar tubuhnya dan telah dibungkus dengan bendera.

Ia menggambarkan melihat seorang pria yang dia duga sebagai penyerang berdiri di halaman tanpa baju, memegang botol kaca berisi cairan bening dan berteriak. ”Semua orang berteriak, ambil air, ambil air,” kata Coffman.

Saksi mata lain yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan: ”Aneh sekali mendengar suara botol pecah dan jatuh ke tanah, lalu terdengar seperti ledakan dan orang-orang mulai berteriak dan menjerit.

Tetapi saya melihat api, saya melihat orang-orang berteriak dan menangis dan tersandung dan saya melihat penyerangnya punya tiga bom molotov,” ungkapnya.

”Dia melemparkan (molotov) ke sekelompok orang, mengakibatkan seorang wanita terbakar dari kepala sampai kaki, dan kemudian empat orang lainnya juga terluka dalam kebakaran itu, tetapi tidak separah yang pertama,” ungkap saksi mata itu lagi.

Saksi mata lain juga mengungkapkan : ”Penyerang keluar dari balik semak-semak dan pepohonan. Ia melemparkan koktail (botol molotov) lain, dan pada koktail kedua. Dia tampak mengenakan rompi anti peluru, atau semacam rompi, dan kemudian kemeja di baliknya. Tampaknya secara tidak sengaja dia membakar dirinya sendiri. Dan setelah itu dia melepaskan rompi dan kemejanya hingga dia bertelanjang dada. Tetapi dia masih memegang bom molotov di tangannya, siap menggunakannya, siap melemparkannya dan meledakkannya ke orang-orang,” tutur saksi itu panjang lebar.

(Indra Bonaparte)