Masyarakat suku Tengger berdoa ketika ritual labuh sesaji ke kawah Gunung Bromo pada upacara Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (1/8). Upacara Kasada di Gunung Bromo merupakan ritual warga suku Tengger dengan melarung hasil bumi atau ternak ke kawah Bromo sebagai wujud ungkapan rasa syukur kepada Sang Hyang Widi. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pd/15

Probolinggo, Aktual.com – Wisatawan dilarang naik ke kawah puncak Gunung Bromo seiring dengan meningkatnya frekuensi kegempaan gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut itu.

“Radius aman satu kilometer, sehingga wisatawan dilarang naik ke kawah Bromo dan aktivitas wisatawan dibatasi hingga lautan pasir saja,” kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari saat dihubungi dari Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (13/11/2015).

Menurut dia, TNBTS telah menerima pemberitahuan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tentang frekuensi kegempaan Gunung Bromo yang meningkat, namun status gunung tersebut masih waspada.

“Untuk itu, kami mengambil beberapa langkah yakni memasang rambu larangan naik ke kawah Gunung Bromo di empat pintu masuk dan di batas tangga naik ke kawah Bromo,” tutur dia.

Demi menghindari wisatawan yang nekat dan menerobos naik ke puncak Bromo, TNBTS menempatkan sejumlah petugas.

“Ada sekitar 10 personel yang disiagakan secara bergantian, terutama ditempatkan di tangga saat naik ke kawah Bromo,” ujar dia.

Pihak TNBTS pun selalu berkoordinasi dengan petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

“Kami akan meminta informasi secara intens dari PPGA dan PVMBG terkait dengan aktivitas Gunung Bromo dan status gunung tersebut, sehingga kami bisa melakukan antisipasi dan langkah-langkah lebih lanjut terhadap aktivitas wisatawan di Bromo,” kata dia.

Kendati aktivitas kegempaan Gunung Bromo meningkat, pihak TNBTS tidak menutup kawasan Bromo seluruhnya.

Wisatawan tetap dapat menikmati matahari terbit dan tenggelam dari Pasir Berbisik.

Aktivitas vulkanik Gunung Bromo mengalami peningkatan sejak 30 Oktober 2015.

“Berdasarkan hasil pantauan petugas, gempa tremor amplitudo tercatat mencapai tiga milimeter pada Kamis (12/11) sore,” kata petugas PPGA Bromo, Ahmad Subhan, dalam siaran persnya.

Artikel ini ditulis oleh: