Denpasar, Aktual.com – Puluhan aktivis yang tergabung dalam aliansi Gerakan Rakyat Menentang IMF-WB melakukan aksi demonstrasi di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Niti Mandala Renon l, Denpasar, Senin (8/10), untuk meminta IMF dan Bank Dunia mengatasi ketimpangan dan kemiskinan.
Dalam orasinya, Koordinator Gerakan Rakyat Menentang IMF-WB, Ali mengatakan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia itu dikhawatirkan tidak dapat menyelesaikan masalah kemiskinan di Tanah Air.
“Pertemuan ini hanya membawa keuntungan bagi korporasi dan membesarkan ketimpangan yang akan menyengsarakan masyarakat, terutama buruh dan petani,” katanya.
Karena itu, menurut dia, aksi demo ini bertujuan untuk melindungi hak rakyat dan gerakan ini tidak ada tujuan merugikan rakyat Bali, namun meminta negara untuk mendorong IMF-Bank Dunia agar memihak pada kesejahteraan masyarakat.
“Kami ingin kesejahteraan masyarakat Indonesia meningkat dengan adanya kebijakan pertemuan IMF-WB,” katanya.
Menurut dia lagi, hal ini harus diperhatikan pemerintah, karena keberpihakan negara kepada rakyat harus menjadi tonggak utama.
Salah satu poster tuntutan para pendemo di antaranya meminta pemerintah memperhatikan kaum petani, menyetop PHK dan menaikkan upah buruh yang dibahas dalam pertemuan IMF-Bank Dunia tersebut.
Direktur LBH Bali Dewa Putu Adnyana selaku pendamping aliansi mengatakan upaya kritis rakyat ini jangan dijadikan ancaman, namun harapan masyarakat kepada negara.
“Kami hanya mendampingi dan memberikan bantuan hukum kepada masyarakat dan aparat penegak hukum harus ikut membantu pengamanan gerakan ini,” katanya lagi.
Dalam video UN Web TV, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menjadikan Indonesia sebagai contoh negara yang mampu bangkit dari risiko kemiskinan ekstrem.
“Esensi dari pertumbuhan pembangunan berkelanjutan adalah memberantas kemiskinan untuk menghilangkan deprivasi,” ujarnya, saat menjadi pembicara dalam pertemuan tingkat tinggi bersama Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (Ecosoc) di Markas PBB New York, Amerika Serikat
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan