Haris mengklarifikasi laporan oleh tiga institusi, yaitu Polri, TNI, dan BNN yang melaporkan Haris pada Selasa (2/8/2016) kemarin. Laporan itu terkait cerita Freddy Budiman beberapa saat sebelum eksekusi mati. Kesaksian Freddy disampaikan saat Haris memberikan pendidikan HAM kepada masyarakat pada masa kampanye Pilpres 2014.

Jakarta, Aktual.com – Aktivis antikorupsi ‎Haris Azhar mengaku kecewa dengan penanganan korupsi di dalam pemerintahan Joko Widodo, khususnya dalam setahun belakangan. Ia menyebut Jokowi tidak memiliki komitmen dan kesungguhan dalam memberantas tindak pidana korupsi di tanah air.

Hal itu disampaikan Haris dalam diskusi ‘Catatan Akhir Tahun 2017: Satu Tahun Politik Anti Korupsi Pemerintahan Jokowi’ di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (27/12).

‎Haris mencontohkan insiden penyiraman air keras yang menimpa penyidik KPK, Novel Baswedan pada April tahun ini. Kasus ini dinilainya dapat menjadi acuan, mengingat belum juga ditemui adanya titik terang setelah lebih dari delapan bulan.

‎”Sekedar catatan, Novel bukan orang pertama yang diserang. Banyak juga pegawai KPK atau seperti barang bukti dirusak dicolong. Jadi bukan hanya kepada subjek saja,” ujar Haris.

Menurut Haris, tiga tahun kepemimpinan Jokowi memimpin Indonesia sudah bisa dijadikan tolak ukur bagi dirinya untuk menilai kinerja mantan Gubernur DKI Jakarta itu dalam pemberantasan korupsi.

Terlebih, di dua tahun mendatang, Indonesia telah memasuki tahun politik. Di mana, akan ada ratusan daerah yang menyelenggarakan Pilkada di 2018 dan persiapan menjelang Pemilu di 2019 mendatang.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid