Jakarta, Aktual.com — Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Gerakan Nasionalisasi Migas (GNM) menyatakan bahwa pihaknya akan mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan reshuffle terhadap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said yang dalam kinerjanya dicermati berkiblat neolib dan bertentangan dengan visi Nawa Cita Jokowi.
Juru Bicara GNM Teddy Syamsuri mengatakan, kenaikan harga BBM merupakan pemicu kenaikan harga pangan, energi dan inflasi. Ditambah lagi pertumbuhan ekonomi yang lemah dan melambat, pengangguran yang tak terhindarkan, komunitas orang yang hampir miskin menjadi miskin, dan merosotnya nilai uang rupiah.

“Semua itu sumber masalahnya ada pada kenaikan harga BBM itu. Sebab itu jika isu reshuffle kabinet kerja pemerintahan Jokowi-JK akan dilakukan, maka GNM mengusulkan nama Rini Soemarno dan Sudirman Said menjadi prioritas yang perlu di ganti, karena kabinet bidang perekonomian yang suka bikin gaduh ada pada dua kementerian ini,” kata Teddy dalam keterangannya kepada Aktual di Jakarta, Senin (13/7).

Dalam catatan GNM, dengan Rini menunjuk Dwi Soetjipto menjadi Dirut PT Pertamina (Persero) menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri, sudah jelas ada maksud dibalik niat Rini selaku pimpinan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina yang tak menutup kemungkinan melakukan privatisasi terhadap BUMN Migas tersebut.

“Dwi adalah pejabat dibalik keberhasilan privatisasi industri semen setelah di merger. Kemungkinan saja bisa terjadi di Pertamina, ini yang perlu diwaspadai. Ini juga terjadi saat Pertamina meminta 70 persen kelola Blok Mahakam, padahal pemerintah yang punya saham 100 persen telah menetapkan 100 persen untuk Pertamina kelola Blok Mahakam,” ungkap dia.

“Sementara Sudirman Said, harga BBM mengikuti mekanisme pasar yang dicabut oleh Putusan MK Perkara No. 002/PUU-I/2013 karena bertentangan dengan Pasal 33 UUD 1945, tapi diterabasnya dengan berbagai dalih mengikuti keekonomian dan lainnya. Padahal akibat kenaikan harga BBM yang menerapkan mekanisme pasar itulah, tergerusnya kemampuan daya beli rakyat,” imbuhnya.

Menurut Teddy, sangat tepat jika Rini dan Sudirman di ganti, mengingat Sudirman Said juga mantan anak buah Ari Soemarno, kakak Rini, saat menjadi Dirut Pertamina.

Artikel ini ditulis oleh: