Jakarta, Aktual.com – Direktur Ciliwung Institute Sudirman Asun, menilai penggunaan mobil pompa penyedot air untuk menanggulangi banjir di Jakarta, tidak efektif. Pasalnya, penggunaan pompa tersebut tak sesuai dengan konsep Gubernur DKI Jakarta Basuki Thjaja Purnama (Ahok), yang mengusung kota cerdas (smart city).

“Pompa itu boros energi, biayanya mahal. Artinya itu gak sesuai sama yang diusung Ahok, smart city,” kata Asun kepada Aktual.com di kawasan kampung Pulo, Jakarta timur, Rabu (3/2).

Lanjut Asun, penanggulangan banjir Jakarta dengan pompa penyedot air sangatlah tidak masuk akal. Pasalnya, nasib Jakarta tidak bisa digantungkan dengan pompa.

“Kalau pompanya berfungsi lancar, lah kalau gak lancar? Hidup mati orang Jakarta masa digantungkan dengan pompa?” tuturnya.

Oleh karena itu, Asun menyarankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, untuk membebaskan tanah Sempadan sebagai tempat resapan air.

“Daripada pemprov menghamburkan uang rakyat dengan pembangunan proyek normalisasi dan pompa penyedot air. Lebih baik Pemprov DKI mengembalikan fungsi Sempadan sebagai tempat serapan air,” katanya.

“Bebaskan tanah sempadan, jadikan ruang terbuka daripada dijadikan jalan inspeksi,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: