Jakarta, Aktual.com-Aktivis Petisi 28 Haris Rusly mendesak agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus segera mengambil sikap tegas dengan membentuk tim pencari fakta independen.
Hal itu untuk mengungkap secara transparan atas dua kasus yang tengah ditangani kepolisan saat ini, yakni kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan dan kasus dugaan rekayasa chat pornografi yang menyeret nama HRS dan Firza.
“Presiden perlu bentuk Tim Pencari Fakta Independen, yang beranggotan tokoh independen dan berintegritas untuk mengungkap dua kasus, yaitu penyiraman air keras kepada Komisioner KPK Novel Baswedan dan kasus rekayasa chating terhadap HRS dengan Firza,” cetus Haris di Jakarta, Minggu (9/7).
Masih dikatakan Haris, dalam kasus dugaan chat berkonten pornografi yang disampaikan kepolisian saja misalnya, pada dini hari tadi pakar IT Hermansyah mendapat serangan dari orang tidak dikenal di ruas tol Jagorawi. Herman merupakan pakar yang menyebutkan jika chat tersebut adalah rekayasa.
“Kini ada yang ditikam setelah membantah tuduhan terkait chat palsu antara HRS dengan Firza,” ujarnya.
Haris juga mengingatkan pada semua pihak yakni masyrakat umum untuk berhati-hati dalam menggunakan smartphone terlebih bagi yang senang berfoto telanjang.
Jangan kemudian, sambung dia, ditemukan orang tidak bertanggungjawab sehingga dapat digunakan untuk memeras ataupun bahan menjatuhkan seseorang, seperti yang dialami Firza Husein.
“Photo Firza itu asli karena diambil dari Hp nya Firza yang punya kebiasaan dan kesenangan selfi telanjang yang disimpan di dokumen pribadi di Hp. Lalu photo telanjang asli dari Firza tersebut dijadikan bahan untuk rekayasa chating dengan HRS,” sebut dia.
“Maka hati- hati jangan suka buat photo telanjang pribadi, walaupun untuk konsumsi pribadi. Jika Hp ilang, bisa dijadikan alat untuk pemerasan dan jadi bahan untuk jebakan politik, seperti dialami oleh HRS dan Firza,” pungkasnya.
Pewarta : Novrizal Sikumbang
Artikel ini ditulis oleh:
Editor: Bawaan Situs
