Surabaya, aktual.com – Aktivis pencinta satwa menemukan sejumlah bangkai burung yang dilindungi dalam keadaan tergantung di salah satu pohon di hutan mangrove Wonorejo di kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya).
“Suatu perilaku yang sangat tidak beradab karena burung-burung itu mati tergantung di pohon dan kakinya semua terikat,” ujar aktivis Wildlife Photography Surabaya, Agus Azhari, kepada wartawan di kawasan hutan mangrove Wonorejo Rungkut Surabaya, Minggu (6/10).
Burung-burung yang ditemukan mati terdiri dari dua spesies, yaitu Raja Udang Biru (empat ekor) yang merupakan spesies penetap dan Cekakak Suci (satu ekor) yang merupakan burung migran asal Australia.
Ia mengaku menemukan bangkai burung-burung tersebut saat berniat memotret burung di hutan mangrove Wonorejo pada pekan lalu.
“Aktivitas saya setiap Minggu hunting foto burung, lalu melihat Raja Udang Biru terbang. Saat saya ikuti, ternyata ada di satu pohon bangkai-bangkai burung itu dalam keadaan tergantung. Saya langsung trenyuh dan sangat menyesalkan ada peristiwa itu,” ucapnya.
Ia menduga kematian burung-burung itu karena tembakan senapan, karena ditemukan adanya bekas tembakan.
Dugaan tersebut dibenarkan salah seorang dokter hewan, Happy Ferdiansyah, yang mengaku telah melihat luka-luka di bagian tubuh burung.
“Ada beberapa luka tembak yang ditemukan, jadi kemungkinan besar mati karena tertembak,” katanya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, spesies Raja Udang Biru atau small blue kingfisher (SBKF) merupakan salah satu spesies dilindungi, dan masuk The IUCN Red List of Thereatened Species.
Spesies burung Raja Udang Biru merupakan spesies penetap dan berasal dari Indonesia, sedangkan spesies Cekakak Suci adalah burung yang melakukan migrasi pada saat musim dingin di daerah asalnya, Australia.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin