Jakarta, Aktual.com – Mantan aktivisi 98 mengingatkan agar semua pihak tidak mendistorsi sejarah reformasi. Sejumlah pihakpun diingatkan agar tidak menumpang nama memanfaatkan aksi mahasiswa dan masyarakat dalam menggulingkan Presiden Soeharto atau orde baru (orba).
“Kita protes keras kepada Pak Amien Rais ketika mengklaim dirinya sebagai bapak reformasi, saya protes, Adian [Napitupulu] juga protes,” kata Wahab, aktivis 98 dalam diskusi “Refleksi 20 Tahun Reformasi” Gelaran PENA 98 di Jakarta, Jumat (27/4).
Aktivis dari Forum Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Famred) ini menegaskan, sejarah tidak boleh didistorsi karena jika terdistorsi dan tidak diluruskan, nantinya ini seolah-olah menjadi kebenaran.
“Sejarah itu harus diluruskan, jangan sampai sejarah itu tidak diluruskan, terjadi distorsi informasi kemudian pada satu zaman itu dibenarkan, padahal itu sejarah yang salah,” ujarnya.
Menurut Wahab, meski ia dan teman-teman aktivis lainnya merupakan pelaku sejarah aksi reformasi menumbangkan Soeharto, namun tidak berani mengklaim sebagai tokoh reformasi.
“Kami-kami ini fakta dari pelaku sejarah, kami saja tidak berani mentokohkan diri kami sebagai tokoh reformasi,” tandasnya.
Senada dengan Wahab, Eli Salomo Sinaga, aktivis 98 dari Forum Kota (Forkot) yang kemudian masuk Front Kota dan menjadi narasumber dalam diskusi ini, mengungkapkan keterangan senada, bahwa dalam berbagai pembicaraan penyusunan strategi untuk melengserkan Orba tidak pernah meminta bekerja sama dengan Amien.
“Dalam perdebatan-perdebatan di dalam organisasi kami, tidak ada satu poin yang memperdebatkan atau mengusulkan soal bekerja sama dengan Amien Rais, atau dengan elite politik lain, tidak ada terdengar dalam ruang pembicaraan,” kata Eli.
Sehingga kalau Amien Rais dan atau beberapa orang-orang mengklaim dirinya yang menggerakan aksi 98 yang dilakukan mahasiswa dan rakyat itu tidak berdasar.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby