Seorang pengendara motor melintas di padang sabana Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (13/11). Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melarang wisatawan mendekati Gunung Bromo yang berstatus waspada tersebut terus mengeluarkan bau belerang menyengat. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Bromo, Ahmad Subhan, mengatakan aktivitas gempa tremor gunung api berketinggian 2.329 meter dari permukaan laut itu masih tinggi, namun statusnya masih Level III (Siaga).

“Aktivitas vulkanis dan tremornya juga fluktuatif cenderung meningkat,” katanya di PPGA Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (12/12).

Data seismik yang terekam di PPGA Bromo pada 12 Desember 2015 pukul 06.00-12.00 tercatat gempa tremor dengan amplitudo maksimum 3-22 milimeter, namun amplitudo dominan 5 milimeter.

“Secara visual terpantau cuaca cerah hingga mendung, angin tenang, suhu udara 15-22 derajat celcius. Gunung Bromo terlihat dengan jelas hingga berkabut,” katanya.

Asap sulfatara dari kawah Bromo berwarna kelabu hingga kehitaman dengan ketebalan sedang hingga tebal, kemudian tekanan sedang hingga kuat dengan ketinggian asap berkisar 200-400 meter yang mengarah ke barat daya hingga barat laut.

Secara visual juga terpantau hujan dengan intensitas sedang di Gunung Bromo dengan rata-rata curah hujan 4 milimeter, namun tetap kesimpulannya gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Malang, Lumajang, dan Pasuruan itu masih berstatus siaga.

“Kalau sebaran abu vulkanis dipengaruhi dengan arah angin dan kecepatan angin, sehingga selama enam jam terakhir mengarah ke barat-barat laut yakni cenderung ke Pasuruan dan Malang,” paparnya.

Ia menjelaskan sesuai dengan rekomendasi PVMBG maka kawasan steril dari aktivitas warga dan wisatawan dalam radius 2,5 kilometer dari bibir kawah Gunung Bromo.

“Kami imbau masyarakat dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 2,5 kilometer karena dikhawatirkan kandungan belerang yang pekat akan mengganggu pernapasan dan dikhawatirkan akan terjadi letusan kecil secara tiba tiba dari dalam kawah,” katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari mengatakan wisata Gunung Bromo ditutup sementara sejak 4 Desember 2015 hingga batas waktu yang belum ditentukan.

“Kami terus berkoordinasi dengan PVMBG terkait dengan aktivitas Gunung Bromo dan seiring dengan statusnya pada Level III dengan jarak aman 2,5 kilometer, maka kawasan wisata Bromo ditutup dari seluruh aktivitas wisata,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby