Jakarta, Aktual.com – Badan Intelejen Negara (BIN) akhirnya angkat bicara tentang pembubaran deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru, Riau, pada Minggu (26/8) kemarin.
Juru bicara BIN, Wawan Purwanto pun membantah adanya tindakan intimidasi yang dilakukan kepada salah satu penggerak deklarasi #2019GantiPresiden, Neno Warisman, saat dipulangkan secara paksa dari Pekanbaru, Riau, ke Jakarta pada Sabtu (25/8) lalu.
Wawan berdalih, yang ada hanya imbauan agar tak meneruskan acara karena saat itu kondisi sudah tak kondusif.
“Dalam kondisi lelah karena berjaga 24 jam, bisa saja orang jadi emosi, capai, akhirnya ada gesekan, gampang marah. Tapi itu risiko sebuah tugas di lapangan maupun pemantau,” ujarnya di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (27/8) malam.
Ia menambahkan, pihaknya meminta maaf jika penanganan deklarasi #2019GantiPresiden justru menimbulkan masalah baru. Menurutnya, pembubaran ini semata-mata dilakukan untuk mencegah terjadinya bentrok dan jatuhnya korban.
“Oleh karenanya ya mohon dimaafkan andai kata ada sikap yang dirasa kasar, tapi ini semua untuk evaluasi bersama, sebagai wujud kecintaan kita kepada Tanah Air,” katanya.
Lebih lanjut, menurut Wawan, jika memang ada yang kurang, kritik dan saran akan diterima mereka. Pihaknya akan menjadikan hal tersebut sebagai bahan evaluasi.
“Kalau ada sesuatu yang dirasakan, dia merasa diperlakukan beginilah, sampaikan. Karena itu ada evaluasi, evaluasi bersama. Tidak ada yang sempurna secara sistemik dan ini untuk kebaikan ke depan,” ujar Wawan.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan