Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) mulai mengkhawatirkan laju kredit sektor perbankan yang hingga kini masih terus merendah. Padahal klaim pemerintah perekonomian mulai membaik.
Jika laju kredit masih merendah itu bukti dunia usaha masih lesu. Mereka masih enggan untuk melakukan ekspansi bisnisnya.
Menurut Gubernur BI, Agus Martowardojo, hingga kini laju kredit baru mencapai 7-8 persen. Itu sebagai indikasi sektor korporasi dan perbankan masih konsolidasi.
“Iya dari pertumbuhan kredit yang hanya 7-8 persen itu artinya tidak begitu tinggi. Padahal kami berharap Indonesia harusnya laju kreditnya bisa lebih cepat. Tapi faktanya tak terjadi. Karena kebanyakan korporasi masih melakukan konsolidasi,” jelas Agus di kantornya, Jakarta, Jumat (20/10).
Jika kondisi perekonomian baik dan konsolidasi setiap korporasi sudah bagus, maka dia yakin pertumbuhan kredit juga bisa lebih baik.
Tapi dengan kondisi ekonomi yang belum membaik itu, kata dia, hingga akhir tahun laju kredit hanya akan mencapai 8-10 persen.
“Dan yang kita perhatikan itu adalah pertumbuhan kredit di bawah dua digit. Kita lihat ada pengaruh supply dan demand. Terutam demand-nya itu rendah karena banyak perusahaan masih menunggu apakah harga komoditi yang sekarang membaik akan terus atau tidak,” jelasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby