Jakarta, Aktual.com — Menteri BUMN, Rini Soemarno mengakui proyek listrik 35 ribu mega watt (MW) adalah proses yang sangat berat. Untuk itu, pihak kementerian terus melakukan evaluasi manajemen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk mengetahui progres mega proyek tersebut.

“Evaluasi manajemen PLN terus kami lakukan. Bahkan setiap dua minggu kami tanyakan. Baik langsung ke direksinya, maupun melalui deputi (Menteri BUMN), bagaimana proyek 35 ribu MW tersebut,” ungkap Rini seusai acara MoU soal hedging di Gebung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Rabu (25/5).

Meski begitu, Rini enggan berkomentar dalam rangka evaluasi proyek 35 ibu MW terkait dengan penggantian Komisaris Utama PLN, Selasa kemarin. Seperti diketahui tanpa proses Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), pemerintah yang memegang keseluruhan saham PLN mengganti komut sebelumnya, Kuntoro Mangkusubroto dengan Hasan Bisri, mantan Wakil Ketua BPK.

Sejauh ini, lanjut Rini, sebanyak 17 ribu MW sudah ditandatangani melalui skema public partnership agreement (PPA) dengan pihak swasta.

“Itu proyek power plan yang dibangun oleh pihak swasta itu. Makanya hari ini, kami akan review kinerja PLN sendiri terkait prigres di semua propinsi, apakah sudah kurang atau bagaimana,” tegas dia.

Bahkan, Rini mengakui, proyek-proyek yang baru dibangun tahun ini, bisa jadi baru akan selesai melebih target tahun 2019 seperti yang diinginkan Presiden Joko Widodo.

“Jadi, perlu kalian ketahui, kalau bangun power plan itu, jika tahun ini baru dibangun, maka sekitar tiga ataubbahkan empat tahun ke depan akan selesai,” tandas Rini.

Makanya, tugas-tugas PLN yang belum selesai harus segera dikerjakan. Apalagi banyak pembangkit listrik yang dibangun periode sebelumnya belum juga selesai.

“Iya itu jadi PR PLN. Dia harus selesaikan karena ada powerplan yang dibangun delapan tahun terakhir masih blm sekesai dan itu sedang kami evaluasi,” tegasnya.

PR yang dia maksud adalah, belum selesainya sambungan transmisinya. Sehingga, kata dia, beban PLN selain membangun 35 ribu MW juga membangun transmisi sepanjang 46 ribu km.

“Itu jalur yang sangat panjang seperti Sumatera saja itu harus kita bangun 5 ribu km. Jadi dari powerplan itu disambungkan ke seluruh provinsi. Dan itu pekejaan besar,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan