Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) bangga dengan aksi korporasi yang baru-baru ini melakukan akuisisi terhadap saham perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Prancis, Maurel et Prom (MP) sebesar 24,5 persen.
Tidak hanya sebatas memiliki andil saham, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Wianda Pusponegoro, mengatakan saat ini Pertamina sedang menjajaki untuk masuk sebagai operator dari blok minyak perusahaan tersebut.
“Aset Maurel et Prom, Kita sedang jajaki untuk bisa operasikan dan masuk dalam pengelolaan dari hasil saham yang baru kita beli sekitar 24,5% dari pemilik Maurel et Prom. Maurel ini mengendalikan beberapa blok yang sifatnya sudah produksi dan eksplorasi. bloknya sangat banyak dan tersebar di berbagai negara,” kata Wianda di kawasan Cikini Jakarta Kamis (29/9).
Namun, menurut Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu langkah akuisisi yang dilakukan sebagai tindakan penjerumusan terhadap Pertamina. Sebab, aset dan kemampuan perusahaan itu ditengarai sudah tergerus dan tidak memiliki prospek bisnis.
“Akuisisi 24,5 persen perusahaan migas perancis MP, berpotensi merugikan Pertamina, sebab dalam 2 tahun terakhir ini kinerja keuangan MP tidak bagus hal ini tertera melalui banyaknya anak perusahaan dan kantornya MP tutup serta bergabung kembali atau merger dengan bekas anak perusahaan yaitu MP internasional, serta menghentikan semua usaha ekplorasinya. Saat ini Usaha penambangan yang jalan hanya di Gabon dan Tanzania, itupun kecil saja. Jadi, Menteri BUMN harus memanggil Dirut Pertamina dan segera mengelar RUPS untuk segera dicopotnya,” kata ketua FSP BUMN Bersatu, Arief Poyuono.
Kemudian lanjutnya, jika dilihat dari sisi utang MP kepada kreditur, kondisinya juga sudah banyak yang jatuh tempo. Artinya, Pertamina yang membeli saham MP dengan harga 4,2 euro per lembar saham sama saja ‘mengarami air laut’ dan membawa kerugian besar.
“Dari data keuangan EBITDA perusahaan MP mengalami penurunan hampir 200 persen dari 352 juta euro pada tahun 2014 menjadi 107 juta euro. Kemudian hasil penjualan produknya juga ikut terjun bebas dari 550 juta euro menjadi 276 juta euro, belum lagi nilai sahamnya yang terus terjun bebas dari kisaran 15 euro per lembar jatuh dikisaran 4 euro per lembar,” tandasnya.
*Dadang
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta