Jakarta, Aktual.com – Syekh Ibnu Athaillah Assakandary berkata:

اَلْأَعْمَالُ صُوَرٌ قَائِمَةٌ، وَأَرْوَاحُـهَا وُجُوْدُ سِرِّ اْلإِخْلاَصِ فِيهِ

Artinya: “Perbuatan kita hanyalah sebatas gambaran luaran saja, adapun ruh/subtansi dari perbuatan itu adalah cahaya keikhlasan yang ada padanya.”

Dalam kita melakukan amal perbuatan, apapun bentuknya, Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk bersikap ikhlas dan menjauhi sikap riya. Ikhlas sendiri merupakan pekerjaan hati yang tidak akan tampak secara zahir. Orang yang ikhlas adalah orang yang mampu melepaskan segala bentuk keinginan kecuali Allah SWT.

KH. Musthofa Bisri (Gus Mus) pernah berkata:“Abadikan segala bentuk kebaikanmu dengan melupakannya.” Hikmah yang disampaikan Gus Mus ini adalah salah satu dari bentuk sikap ikhlas dalam melakukan kebaikan.

Ikhlas itu laksana kotoran yang kita buang dan kita lupakan. Dan sikap tersebut merupakan karunia yang hanya Allah SWT berikan kepada hamba-hamba yang dicintai-Nya.

Dalam sebuah hadis qudsi, Rasulullah SAW bersabda: “Aku pernah bertanya kepada Jibril AS tentang ikhlas. Lalu Jibril AS berkata, ‘Aku telah menanyakan hal itu kepada Allah SAW, lalu Allah SAW berfirman: ‘(Ikhlas) adalah salah satu dari rahasia-Ku, yang Aku berikan ke dalam hati orang-orang yang Kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku.”

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid