Landasan dari agama adalah Ikhlas, yaitu mengerjakan sesuatu semata-mata murni sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Selayaknya pekerjaan yang kita tiap hari lakukan, ikhlas bisa diibaratkan sebagai bentuk dedikasi kita kepada pekerjaan tersebut. Bekerja karena dasar cinta dan komitmen yang tinggi, dan bukan karena sekedar meraih gaji atau renumerasi.

Ikhlas juga merupakan syarat diterimanya amal perbuatan kita di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ اْلعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ خَالِصًا وَابْتَغَى بِهِ وَجْهَهُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT tidak menerima sebuah amal, kecuali amal tersebut semata-mata ikhlas karena-Nya.”

Salah seorang sufi perempuan, Rabiatul Adawiyah (w. 801 M) dalam doanya kepada Allah SWT pernah mengilustrasikan sebuah tingkat keikhlasan yang tinggi dalam beramal, ia berdoa:

Tuhan, jika aku menyembah-Mu demi sorga-Mu
Halangilah aku masuk ke sana.
Jika aku menyembah-Mu agar aku terhindar dari neraka
Masukanlahlah diriku di sana.
Jika Aku menyembah-Mu karena demi mencintai-Mu
Janganlah halangi aku dari diri-Mu.

Laporan: Mabda Dzikara

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid