Tuhan sebagai Kebenaran hadir bersama kita dalam kehidupan sehari-hari; dalam diri orang yang sakit; orang yang tak memiliki kain yang cukup untuk menutup tubuhnya, orang yang lapar dan yang kehausan serta yang terdzalimi.
Sebuah petikan dari hadis qudsi yang sangat dalam maknanya memuat sabda Nabi seperti ini:
“Tuhan berkata kepada hamba-Nya, “Aku sakit, kenapa engkau tak menjengukku?” Lalu kata hamba itu: “Tuhan, bagaimana aku bisa menjenguk-Mu, sementara Engkau adalah Tuhan seluruh alam semesta?” Jawab Tuhan: Hambaku sakit, tetapi engkau tak menjenguknya.”
Tuhan hadir dalam setiap seluk beluk kehidupan kita, namun kita yang gagal dan tak mampu untuk merasakan kehadirannya karena Allah Swt. masih menutup mata zahir dan batin kita.
Kebenaran mutlak tersebut dapat dianalogikan seperti cahay matahari yang kuat tersebut. Sebab kebenaran yang terlalu jelas biasanya mirip dengan cahaya yang terlalu terang sinarnya, sehingga kita dibutakan oleh cahaya itu.
Laporan: Mabda Dzikara
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid