“50 persen tersebut tidak jalan karena situasi angkutan lagi tidak benar. Selain transportasi berbasis online banyaknya motor, dan kendaraan pribadi.”
Penurunan itu terjadi sejak dua tahun terakhir. Hal itu dikarenakan selain adanya transportasi online juga mudahnya masyarakat mendapatkan kendaraan secara kredit terutama sepeda motor.
Selain itu, kebijakan pemerintah kota yang menerbitkan angkutan massal gratis seperti bus sekolah serta penambahan armada bus dalam kota membuat pengusaha dan sopir angkot semakin menjerit.
“Penurunan pendapatan sebanyak 60 persen.”
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu