Jakarta, Aktual.com – Tiga dari empat terduga teroris tewas dilumpuhkan timah panas saat hendak melemparkan bom ke arah polisi, saat digrebek di rumah kontrakan nomor 46 RT 02 RW 11 Kampung Curug, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Rabu (21/12) kemarin.
Ketiga orang yang tewas itu adalah Omen, Irwan, dan Helmi. Namun sejumlah pihak menyayangkan tewasnya tiga terduga teroris tersebut di tangan polisi ketika akan dilumpuhkan.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan, ketika anggota Densus 88 Antiteror melakukan penggerebekan tentunya ada faktor risiko, baik kepada petugas maupun masyarakat di sekeliling tempat penggerebekan.
“Kita ketahui beberapa kasus terorisme para teroris itu mereka tidak mau menyerah. Saya punya pengalaman pribadi di Cikondewa, Jawa Barat, bagaimana mereka sudah didatangkan keluarganya berkomunikasi kemudian sudah disampaikan untuk menyerah tetap juga tidak, malah membalas tembakan terhadap petugas,” kata Martin di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (22/12).
Karena itu, polisi berdalih untuk meninimalisasi jumlah korban hingga masyarakat, Densus 88 menembak ketiga terduga teroris yang melemparkan bom tersebut.
“Jadi ada alasan yang patut yang dilakukan penyidik dalam hal melakukan penangkapan, supaya mencegah jangan banyak korban, apalagi masyarakat di luar korban yang juga hadir dalam penggerebakan tersebut. Jadi, kita minimalisasi.”
Penggerebekan di Tangsel sendiri berawal dari penangkapan terduga teroris bernama Adam yang berada di luar kontrakan. Adam menyatakan ada tiga temannya yang masih berada di dalam rumah.
Akhirnya Densus 88 mendatangi rumah kontrakan mereka. Namun, tiga orang yang berada di dalam enggan menyerahkan diri dan justru melemparkan bom ke Densus 88. Beruntung bom tidak meledak. Kendati demikian, Densus 88 melumpuhkan mereka karena adanya upaya perlawanan.
Laporan: Fadlan Syiam Butho
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu