Pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat usai menjalani tes narkoba di Badan Narkotika Nasional (BNN), Cawang, Jakarta Timur, Minggu (25/9).

Jakarta, Aktual.com – Elektabilitas calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilgub DKI Jakarta terus melorot. Dalam survei terbaru yang dirilis Media Survei Nasional (Median), elektabilitas Ahok dan pasangannya, Djarot Sjaiful Hidayat, kini tinggal 34,2 persen.

Direktur Median Rico Marbun, mengatakan hasil survei Ahok terus mengalami penurunan lantaran mayoritas warga DKI enggan memilih Ahok kembali dalam Pilgub Februari 2017 mendatang. Meskipun, 90 persen publik mengenal baik figur petahana tersebut.

“Survei kami secara berkala menunjukkan adanya konsistensi penurunan suara Ahok. Desember 2015, Ahok masih di kisaran 50 persen, lalu pada Februari sudah di antara 40-50 persen, April suara Ahok jadi 38,9 persen, dan September tinggal 34,2 persen,” ujar Rico di Jakarta, Rabu (5/10).

Kendati demikian, lanjutnya, perolehan Ahok masih tetap unggul dibanding dua pasang kandidat lainnya. Di posisi dua, ada nama Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dengan suara 25,4 persen. Sementara Agus Harimurti-Sylviana Murni masih di paling rendah dengan perolehan suara 21,0 persen. Sisanya, yakni 19,4 persen masih belum memberikan keputusan.

Rico menjelaskan, di antara alasan menurunnya elektabilitas Ahok karena kekecewaan publik yang begitu besar kepada Ahok. Ini terkait janji Ahok yang menyatakan maju lewat jalur independen, namun akhirnya gagal dan memilih partai politik.

“Jadi penurunan Ahok terasa setelah memutuskan meninggalkan jalur independen, sebab pemilihnya itu 71,20 persen lebih menginginkan Ahok tetap di jalur independen,” jelasnya.

Alasan lain yang menyebabkan penurunan suara Ahok, kata dia, karena masyarakat Jakarta khawatir gubernur DKI itu akan makin sering melakukan penggusuran.

“Jadi mereka yang tak memilih Ahok ada 27,2 persen karena masalah penggusuran, 6,6 persen karena sentimen agama, dan 4,6 persen khawatir Ahok akan semakin menindas rakyat kecil,” pungkas Rico.

Untuk diketahui, Survei ini dilakukan terhadap warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih dengan jumlah sampel sebanyak 500 responden. Pengambilan data dilakukan pada 26 September 1 Oktober 2016, dengan margin of error sebesar +/-4,4% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini juga didanai secara mandiri oleh Media Survei Nasional.

Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby