Utang dari SBN itu memang masih didominasi oleh investor dari dalam negeri. Sebanyak Rp2.246,16 triliun merupakan berasal dari investor domestik. Sedang sebanyak Rp841,79 triliun atau setara USD 63 miliarberasal dari investor asing.

“Sementara untuk utang berupa pinjaman lebih banyak dari pihak asing. Untuk pinjaman dari domestik sebesar Rp5,48 triliun dan dari pihak asing sebanyak Rp732,38 triliun atau setara USD 54,86 miliar,” jelas web tersebut.

Penambahan utang neto untuk pembiayaan APBN tahun 2017 sampai dengan bulan Agustus 2017 adalah sebesar Rp310,33 triliun yang berasal dari kenaikan SBN sebesar Rp307,34 triliun dan penarikan pinjaman sebesar Rp3 triliun.

Utang-utang tersebut didominasi oleh utang dalam mata uang Rupiah (59%). Sementara itu utang dalam mata uang asing, terdiri dari dolar AS 29%, Yen Jepang 7%, Euro 4%, special Drawing Right 1%, dan beberapa valuta asing lainnya 1%.

Berdasarkan kreditunya, utang pemerintah pusat didominasi oleh investor SBN 80%, kemudian pinjaman dari Bank Dunia 6%, Jepang 5%, ADB 3% dan lembaga lainnya 6%.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Wisnu