Jakarta,- Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar turut berkomentar mengapa belakangan jaringan teroris utamanya pimpinan Nur Solihin kerap merekrut para perempuan untuk terlibat aksi teror.
Menurutnya, perempuan lebih mudah masuk di masyarakat dan tidak mudah dicurigai. Alasan itulah yang dimanfaatkan jaringan teror Nur Solihin.
“Kaum perempuan biasanya tidak mudah dicurigai, makanya kelompok teror menggunakan perempuan agar tidak dicurigai. Padahal dibalik itu ada rencana aksi,” kata Boy Rafli, Sabtu (17/12).
Kata dia, perempuan yang selalu terkesan memberikan damai dan kesejukan dimanfaatkan oleh para teroris untuk mengelabuhi obyek yang menjadi sasaran aksi mereka.
“Perempuan sebenarnya tidak rentan juga dipengaruhi karena umumnya perempuan punya kecurigaan tinggi. Hanya saja memang ada yang terpengaruh oleh mereka (kelompok teror),” ucap jenderal bintang dua itu.
Diketahui, dalam satu minggu ini sebanyak empat perempuan ditangkap Densus 88 karena diduga terlibat aksi teror. Penangkapan pertama yakni pada calon pengantin yang akan meledakkan diri di Istana Merdeka, Dian Yulia Novi.
Penangkapan kedua pada Arinda Putri Maharani yang adalah istri dari Nur Solihin, karena mengetahui keberadaan bahan peledak dan pembuatan bom. Termasuk juga memfasilitasi penerimaan uang untuk membuat bom.
Penangkapan ketiga pada seorang ibu rumah tangga berinisial TS alias UA di Tasikmalaya yang diduga berperan menawarkan jihad pada Dian Yulia Novi.
Selain itu, TS alias UA juga memberikan motivasi serta mempertemukan Dian Yulia Novi dengan terduga teroris Nur Solihin yang ditangkap di bawah Fly Over Kalimalang.
Terakhir, perempuan yang ditangkap yakni Ika Puspitasari, di Purworejo pada Kamis 15 Desember 2016.[Fadlan Syam Butho]
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid