Garut, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, menyatakan tujuh alat pendeteksi bencana tsunami ‘Early Warning System’ di pantai selatan Garut, Jawa Barat, belum dapat difungsikan karena belum ditunjang dengan lokasi evakuasi warga.

“Tower pendeteksi tsunami sudah kita pasang, tapi belum diuji cobakan, karena belum ada untuk jalur evakuasinya,” kata Kepala BPBD Kabupaten Garut Dadi Djakaria di Garut, Kamis (7/4).

Ia menjelaskan belum diujicobakannya alat pendeteksi itu karena berbagai pertimbangan, seperti menjaga psikologis masyarakat pantai yang sudah tenang dari kondisi bencana sebelumnya.

Menurut Dadi, jika alat tersebut diujicobakan langsung tanpa diberi pemahaman sebelumnya kepada masyarakat, dikhawatirkan akan menimbulkan ketidak tenangan terhadap masyarakat.

“Melakukan uji coba membutuhkan persiapan yang matang, selama ini masyarakat di daerah selatan sudah tenang, jadi kami melihat dulu waktunya yang tepat,” katanya.

Ia menyampaikan alat pendeteksi tsunami itu sudah dipasang sejak 2014, bantuan dari pemerintah pusat untuk kawasan pantai Garut.

Alat tersebut dipasang di Kecamatan Bungbulang, Caringin, Cibalong, Cikelet, Mekarmukti, Pakenjeng, dan Kecamatan Pameungpeuk.

“Tower pendeteksi tsunami itu nantinya akan memberikan sinyal suara peringatan ketika terjadi potensi tsunami,” katanya.

Terkait jumlah pendeteksi tsunami sudah ideal, Dadi mengaku belum mengetahuinya karena yang mengkaji kebutuhan alat tersebut adalah pemerintah pusat.

Namun keberadaan alat itu, kata Dadi, idealnya ditunjang dengan kelengkapan lainnya seperti tempat evakuasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang ancaman bencana tsunami.

“Idealnya harus ada jalur-jalur evakuasi, tapi kalau imbauan selama ini kalau ada tsunami disarankan untuk menyelamatkan diri ke perbukitan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara