Jakarta, aktual.com – Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) bekerja sama dengan Global Coalition for Quds & Palestine (GCQP) atau Koalisi Global untuk Quds dan Palestina meluncurkan dua program kemanusiaan bagi masyarakat Palestina.
“Dari beberapa program yang baik, setidaknya ada dua yang akan kami sampaikan di pertemuan yang lebih besar terutama pada aksi pada 6 Oktober 2024,” kata Ketua Komite Pengarah ARI-BP Prof. Din Syamsudin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (10/9).
Pertama, lanjut dia, mempersaudarakan antar keluarga Indonesia dan Gaza Palestina, untuk diberikan biaya bulanan per keluarga sebesar 300-400 Dollar AS.
“Jadi, satu keluarga Indonesia menanggung satu keluarga di Gaza, artinya setiap bulan satu keluarga di Gaza yang jumlahnya 6-7 orang, akan mendapatkan sekitar Rp 7 juta dari 1 keluarga di Indonesia,” paparnya.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah menuturkan program percontohan ini akan dicoba untuk 100 keluarga di Gaza terlebih dahulu.
“Nanti akan disiapkan segera media promosinya oleh Tim ARI-BP,” kata Din.
Program yang kedua, penyediaan karavan yang bisa dipakai selama lima tahun untuk keluarga di Gaza Palestina, dengan harga 7.000 dolar AS.
“Mereka tidak bertempat tinggal lagi di kemah yang rentan dengan hujan, musim dingin dan badai pasir. Kami akan tawarkan kerja sama kepada Lembaga Amil Zakat, Infak, Shodaqoh (LAZIS) di Indonesia, harapannya satu LAZIS untuk 5-10 karavan,” ujarnya.
Dua program kemanusiaan bagi masyarakat Gaza, Palestina itu akan di umumkan saat aksi besar dan masjid-masjid dengan poster yang menarik untuk ditawarkan kepada masyarakat di seluruh Indonesia.
Sekjen GCQP Ahmad Al Atawna mengatakan program yang paling penting dengan ARI-BP adalah mempersaudarakan setiap keluarga di Indonesia dengan keluarga di Palestina, khususnya di Gaza untuk menumbuhkan kepedulian, kasih sayang, dan solidaritas.
“Saat ini seluruh infrastruktur di Gaza hancur sehingga tidak berfungsi sama sekali, tinggal di kemah-kemah, tanpa air dan makanan, juga obat-obatan dan kebutuhan dasar manusia,” ujarnya.
Program kedua, kata Ahmad, yang tidak kalah penting adalah hunian sementara, dalam bentuk rumah bergerak atau rumah karavan, yang bisa dipindah-pindah karena saat ini yang menjadi kebutuhan utama keluarga di Palestina khususnya di Gaza adalah hunian sementara.
Sebagai alternatif untuk mengembalikan kehidupan normal di Gaza, terutama untuk saluran air dalam tanah dan konsumsi listrik rumah tangga serta internet juga diperlukan pembangkit tenaga surya.
“Semua ini prioritas untuk kehidupan normal di Gaza, bahkan rumah sakit pusat di Gaza, Rumah Sakit Assyifa yang sudah tiga kali dihancurkan Israel, saat ini sudah berfungsi bagian Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan saat ini sudah dibuka kembali,” kata Ahmad.
Dia pun mengucapkan terima kasih kepada bangsa Indonesia atas solidaritas pembelaan yang tiada hentinya dan terdepan dalam membela Palestina, yang begitu heroik dan hebat di tengah banyak yang tidak membela Palestina.
“Semoga ini menjadi penolong kita di akhirat, semoga bantuan ini menjadi saksi di hadapan Allah atas bantuan kita kepada rakyat Gaza di tengah kondisi darurat ini,” ucapnya.
Sementara itu, perwakilan dari Sayap Perempuan ARI-BP Shabriati Aziz menyampaikan dua program ini sangat menarik, yaitu mempersaudarakan dan karavan.
“Jika ini dibawa ke sayap Perempuan ARI-BP ke beberapa lembaga dan masyarakat, ini akan menyentuh dan sangat realistis, perlu dibuat media promosinya dan dibawa kepada saudara-saudara kita di Indonesia untuk membantu program kemanusiaan ini,” katanya.
Dalam acara silaturahmi tersebut hadir pula, Wakil Ketua Komite Pengarah ARI-BP Hidayat Nur Wahid, Ketua Komite Pelaksana ARI-BP Zaitun Rasmin, Sekretaris Oke Setiadi, serta perwakilan lembaga dan ormas Islam lainnya yang selalu bekerja sama dengan ARI-BP.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain