Megaproyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Aktual/Ilst)
Megaproyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Aktual/Ilst)

Jakarta, Aktual.com — Pekerja ilegal dari China yang menggarap proyek kereta cepat disebut hanya sebagian kecil dari sumber masalah yang sudah dan akan muncul ke depannya.

Menurut pengamat ekonomi dari UI, Fithra Faisal Hastiadi, masalah serius dalam proyek kereta cepat adalah soal ketenagakerjaan. Dipastikan serbuan pekerja asal China akan terjadi. Karena biasanya memang begitu, setiap ada investasi China, para kulinya pun akan diiboyong.

“Kasus Halim kemarin seolah telah membukakan mata kita. Akan banyak pekerja China termasuk para low skill atau kuli yang akan masuk ke dalam negeri,” tandas Fithra kepada Aktual.com seusai acara diskusi Selasar DPR, Jakarta, ditulis Jumat (29/4).

Lebih lanjut dikatakan bahwa dari dulu pihaknya sudah memprediksi China pasti akan bawa tenaga kerja dari sana dan tidak membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia. Bahkan jika selama ini pemerintah mengembar-gemborkan proyek kereta cepat sebagai proses alih teknologi, itu seperti mimpi di siang bolong.

“Tidak akan pernah terjadi yang namanya alih teknologi dari kereta cepat ini. Saya sebut zero. Karena yang mereka lakukan itu, malah plek-plekan. Mereka buat di sana, terus pasang di sini, dan yang pasang tenaga kerja dari China. Itu masalah selanjutnya,” papar dia.

Jadi, kata dia, jangan berharap akan terjadi transfer teknologi, bahkan kualitas keretanya saja amburadul. Itu yang akan menjadi masalah selanjutnya.

Lebih lanjut ia menegaskan, Jepang dengan kereta cepatnya itu sudah melakukan studi selama tiga tahun. Tapi di China cuma tiga bulan. Jepang dalam sejarahnya membangun kereta cepat, itu tanpa kecelakaan atau zero accident. Sedang dari China malah beberapa kali kecelakaan.

“Makanya kalau saya, tidak akan menggunakan kereta buatan China itu,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menegaskan, Jepang yang selama ini banyak investasi di Indonesia dan mereka melakukan investasi dengan teknologi tinggi, tapi yang ada tidak pernah ada transfer teknologi yang smooth.

“Apalagi ini investornya dari China, jangan harap ada transfer teknologi. Yang ada masalah di depan mata, seperti pekerja ilegal yang ketangkep di Halim itu,” ingat dia.

Sebelumnya, pihak otoritas Halim menangkap lima WNA China yang merupakan karyawan PT. Geo Central Mining (PT. GCM) merupakan counterpart dari PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk, selaku pelaksana proyek KCIC. Selain itu ada juga dua WNI yang merupakan karyawan lepas PT. GCM.

Mereka kabarnya, sebagai teknisi mesin dan pekerja pengebiran. Apalagi dalam TKP tersebut, ditemukan 14 buah pipa besi, tiga buah pipa Peralon, satu unit peralatan pengeboran, satu roll selang dan kabel-kabel, satu unit mesin Diesel, satu unit peralatan las, dan satu buah jerigen berisi solar.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka