Jakarta, Aktual.com — Ustad Hasanudin menjelaskan, ada enam amalan yang bisa Muslim manfaatkan selepas salat Subuh. Ketimbang Muslim kembali tidur dan menjadi orang yang merugi. Lebih baik Muslim menfaatkan waktu yang singkat itu menjadi sebuah ladang amal yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat.
Enam amalan tersebut yaitu,
1. Berzikir
Zikir pagi adalah amalan yang patut digalakkan. Karena selain membuat lebih bersemangat di pagi hari juga berdampak dimudahkan segala urusan oleh Allah SWT. Zikir pagi dibaca saat masuk waktu Subuh hingga Matahari terbit. Namun boleh juga dibaca hingga Matahari akan bergeser ke Barat. Untuk soal bacaan wirid sendiri, ada bermacam-macam pilihan.
Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا * وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا
Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.”(Al Ahzaab : 41-42)
Dari Anas Ibnu Mali, Rasulullah bersabda,
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيل، وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مَنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً ”
Artinya, “Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah ta’ala mulai salat Subuh hingga terbit Matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak dari anak Ismaa’iil. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah SWT mulai shalat ‘ashar hingga tenggelam Matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak.”(HR. Abu Daawud, Al-Baihaqiy)
2. Tilawah Al Quran
Menurut Ustad Hasanudin, tilawah Al Quran, terlebih jika diniati untuk dibaca secara penuh penghayatan, perenungan dan kesiapan hati mengikuti dan mengamalkan kandungannya, hal ini akan sangat membantu fokus otak dan hati untuk lebih siap menyudahi Subuh dengan kebaikan, ilmu dan ‘spirit’ iman yang lebih hidup.
“Terlebih waktu Subuh udara masih bersih, di mana suasana belum bising dan fisik juga masih segar. Tentu hal tersebut akan memudahkan akal, hati dan emosi lebih cepat merasakan getaran, kesan dan spirit dari ayat demi ayat yang dibaca,” ujar ia, kepada Aktual.com, Rabu (24/02), di Jakarta.
Bahkan, para penghafal Quran, memanfaatkan waktu emas ini sebagai momentum untuk muroja’ah (mengulang-ulang hafalannya, red). Andai kata hanya bisa tilawah selembar atau dua lembar, sebagai langkah awal, ini tentu suatu kemajuan yang harus terus dijaga dan ditingkatkan.
3. Memulai Beraktivitas
Rasulullah SAW, tidak menjumpai pagi melainkan bergegas dalam beraktivitas.
Seperti yang Allah SWT firmankan,
وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya, “Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para Mukmin pada beberapa tempat untuk berperang.” (Al Imran : 121).
“Jadi, tidak salah jika bangsa Arab mengenal petuah, “Waktu adalah pedang.” Kemudian dalam bahasa kita dikenal, “Siapa cepat dia dapat.” Dengan kata lain, siapa bergegas dalam beraktivitas insya Allah dia akan sukses. Sinkron dengan apa yang jamak diketahui orang, “Man jadda wajada” (Siapa bersungguh-sungguh dia dapat).”
Dengan demikian, lanjut Ustad Hasanudin, selesai salat subuh, selesai tilawah, jangan rebahkan tubuh. Tapi bangkit dan bergeraklah melakukan aktivitas mulia lainnya. Seperti menyapu rumah, mencuci piring, atau apapun yang pada intinya tubuh bisa bergerak sehingga lepas dari gelayutan mata yang memaksa diri terus mengangut.
4. Segerakan mandi
Kebaikan, kata Ustad Hasanudin, dalam Islam hukumnya mesti disegerakan, demikian pula halnya dengan mandi di pagi hari. Andai kata jam keluar rumah terbilang masih siang, menyegerakan mandi pagi jelas tidak merugikan.
“Selain akan memberikan kesegaran lebih dini, waktu untuk melakukan persiapan sebelum menjalani rutinitas harian di luar rumah, bisa dilakukan lebih awal, sehingga mencegah adanya barang tertinggal atau urusan yang terselap, termasuk terhindar dari berangkat terburu-buru. Dengan begitu, Insya Allah, semua urusan akan berjalan sesuai rencana,” jelasnya lagi.
Kemudian, dalam tinjauan medis, mandi pagi memberikan banyak keuntungan. Mulai dari lancarnya peredaran darah, meningkatnya produksi sel darah putih, mengurangi resiko darah tinggi, serta meningkatkan kesuburan.
5. Beramal
Diriwayatkan sahabat Abu Hurairah dari Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ
Artinya, “Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorang pun yang membebani dirinya di luar kemampuannya kecuali dia akan dikalahkan. Hendaklah kalian melakukan amal dengan sempurna (tanpa berlebihan dan menganggap remeh). Jika tidak mampu berbuat yang sempurna (ideal) maka lakukanlah yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang selalu berterusan . Lakukanlah ibadah (secara berterusan) di waktu pagi dan waktu setelah matahari tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.” (HR. Bukhari)
6. Shalat Dhuha
Shalat dhuha merupakan sunah mu’akkadah, terbukti telah dilakukan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan Muslim, dari Hadis Aisyah Radhiallahu anha, dia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ
Artinya, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam salat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau menambah sesuai keinginannya.”
Dari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
Artinya, “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.”(HR. Muslim)
Salat Subuh menjadi tolak ukur keimanan seorang hamba. HR. Ahmad menerangkan, Rasulullah SAW bersabda “sholat terberat bagi orang – orang munafik adalah sholat Isya dan salat Subuh. Padahal seandainya mereka mengetahui pahala dari kedua sholat tersebut tentu mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak.
“Salat Subuh bukan hanya menjanjikan hadiah dan jaminan dari Allah SWT, namun Allah SWT juga mengancam keras orang–orang yang meninggalkan salat Subuh. Siksa yang sangat pedih bagi orang–orang yang meninggalkan salat yaitu menghadapi sakaratul maut dalam keadaan hina kemudian meninggal dalam keadaan sangat lapar dan haus. Ketika di dalam kubur masih akan ditambah siksa kubur berupa kubur yang sempit dan gelap serta disiksa terus hingga datangnya hari Kiamat,” papar Ustad Hasan.
“Ketika datangnya hari Kiamat pun masih mengalami kesusahan karena dibelenggu oleh Malaikat, tidak akan dipandang oleh Allah SWT dengan kasih sayang, tidak akan diampuni dosa – dosanya dan mendapat azab yang pedih lagi di Neraka. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah,” kata ia menambahkan.
“Bersegeralah bangun saat Subuh, ketika suasana pagi masih tampak sunyi, banyak keberkahan yang akan dilimpahkan Allah SWT kepada hambaNya. Allah SWT akan melindunginya seharian penuh, mengucurkan rahmat, memberi pahala yang banyak, membuka pintu-pintu rezeki, melimpahkan kesegaran pikiran dan ketenangan, dan menyehatkan badan ketika bergerak bangun tidur lalu melakukan wudhu dan melangkahkan kaki salat subuh berjamaah ke Masjid.
Artikel ini ditulis oleh: