Jakarta, Aktual.com-Memanaskan konflik di Laut China Selatan dan Laut China Timur membuat Angkatan Udara China menggelar latihan besar-besaran di Terusan Bushi yang memisahkan Taiwan dan Filipina di Pasifik Barat pada hari Senin (12/9). Unit pengebom, pesawat tempur dan pesawat deteksi dini dilibatkan dalam latihan tersebut.
Menurut petinggi militer China latihan ini sudah direncanakan dan telah dilakukan setiap tahun sesuai dengan hukum dan praktik internasional.
“Langkah ini dilakukan demi meningkatkan kemampuan angkatan udara menjaga kedaulatan nasional, melindungi keamanan dalam negeri, dan menjamin perdamaian via latihan militer,” kata angkatan udara dalam laman resminya.
“Pelatihan semacam ini cukup umum untuk negara pesisir, bahkan biasa dilakukan demi membangun pertahanan nasional serta meningkatkan kemampuan militernya,” tambahnya.
Angkatan udara akan menerbangkan armada di atas garis kepulauan pertama via latihan secara berkala, ujar pihak militer. Area tersebut merujuk ke Kepulauan Ryukyu di Jepang dan Taiwan, pulau dengan pemerintahan sendiri.
Antisipasi terhadap peringatan dan pengisian bahan bakar merupakan bagian dari agenda latihan. Keduanya dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan tempur angkatan udara saat jauh dari pangkalan, tambahnya.
China telah meningkatkan penelitian untuk mengembangkan peralatan militer baru yang canggih, diantaranya termasuk jet siluman, kapal selam, armada kapal perang, dan misil antisatelit. Langkah itu tampaknya cukup meresahkan negara di kawasan dan Amerika Serikat.
Angkatan udara dan laut China telah mengasah kemampuan untuk bertempur jauh dari pantai. Salah satunya, pesawat tempur China sempat diterbangkan melintasi Selat Miyako, perairan yang memisahkan Kepulauan Miyako di Jepang dengan Okinawa, menuju ke Pasifik belum lama ini.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara